Alasan BI Tak Mau Buru-buru Redenominasi Rupiah Meski Sudah Siap

CNN Indonesia
Jumat, 23 Jun 2023 09:30 WIB
BI menyatakan tak mau buru-buru melakukan redenominasi rupiah karena masih menunggu waktu yang tepat.
BI menyatakan tak mau buru-buru melakukan redenominasi rupiah karena masih menunggu waktu yang tepat. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) tak mau buru-buru melakukan pemangkasan nilai rupiah alias redenominasi meski sudah siap.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan sebenarnya BI sudah mulai melakukan persiapan atas rencana itu. Namun, pihaknya tidak mau buru-buru melakukan redenominasi.

Alasannya, waktu yang tepat. Adapun penentuan waktu yang tepat itu bisa diukur dari tiga faktor. Pertama, saat kondisi makro ekonomi sedang bagus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, saat kondisi moneter dan stabilitas sistem keuangan (SSK) yang stabil. Ketiga, saat kondisi sosial politik sedang kondusif.

Sayangnya kata Perry, kondisi bagus di Indonesia itu tak didukung situasi ekonomi secara global yang masih belum stabil.

Dikhawatirkan masalah itu bisa merambat ke Indonesia dan bakal berdampak besar kalau redenominasi dilakukan sekarang.

"Stabilitas keuangan kita memang stabil, tapi ketidakpastian (global) kita masih ada. Soal sosial politik, pemerintah yang lebih tahu," ucap Perry dalam konferensi per Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (22/6).

Perry mengatakan sebenarnya BI sudah mulai melakukan persiapan atas rencana redenominasi itu.

Persiapan salah satunya menyangkut desain untuk uang barunya. Ia mengatakan BI sudah menyiapkannya.

"Masalah desainnya, kemudian juga masalah tahapannya, itu juga kami sudah siapkan sejak dari dulu secara operasional dan kemudian bagaimana bentuk, langkah-langkahnya," tutur Perry.

Isu redenominasi kembali mencuat usai BI menerbitkan uang baru atau rupiah kertas tahun emisi 2022.

Jika diterawang, tiga angka nol paling belakang hilang di uang baru tersebut. Sebagai contoh, saat uang pecahan Rp100 ribu diterawang, hanya terlihat tokoh Soekarno, Mohammad Hatta, dan angka Rp100.

Hal ini juga terjadi di semua uang rupiah kertas tahun emisi 2022, mulai dari Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10 ribu, Rp20 ribu, Rp50 ribu, dan Rp100 ribu.

[Gambas:Video CNN]

Namun, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim membantah bahwa penghapusan tiga angka nol paling belakang di uang baru merupakan redenominasi.

"Tidak ada kaitan dengan redenominasi," ungkap Marlison kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Menurut Marlison, BI sengaja menghilangkan tiga angka nol paling belakang karena sistem pengamanan uang rupiah kertas tahun emisi 2022 diubah.

Ia menjelaskan satu unsur pengaman dalam uang rupiah kertas tahun emisi 2022 adalah electrotype dengan varian dari tanda air (watermark). Sementara, electrotype pada uang rupiah kertas tahun emisi sebelumnya berbentuk ornamen khas Indonesia.

"Di (uang rupiah kertas tahun emisi) 2022 electrotype berbentuk angka yang melambangkan nilai nominal. Tiga angka nol tidak dicantumkan dengan pertimbangan teknis dan untuk kemudahan identifikasi," jelas Marlison.

(mrh/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER