Harga minyak mentah dunia turun tipis di awal perdagangan Asia pada Rabu (12/7). Pasalnya, ekspektasi untuk permintaan yang lebih tinggi di negara berkembang dan pengurangan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia mengimbangi kekhawatiran penurunan ekonomi yang mendorong naiknya stok minyak mentah AS.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka tergelincir 4 sen, menjadi US$79,36 per barel pada 00.15 GMT. Pelemahan tipis juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sebesar 1 sen menjadi US$74,82 per barel.
Menurut sumber pasar Reuters yang mengutip American Petroleum Institute, dengan membatasi harga, persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3 juta barel dalam sepekan hingga 7 Juli. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 500 ribu barel stok minyak mentah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Hal itu dikonfirmasi oleh data dari Badan Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu pagi. Angka itu akan menjadi stok minyak mentah pertama yang dibangun dalam empat minggu. Sebagai pembanding, stok minyak mentah naik 3,3 juta barel pada minggu yang sama tahun lalu dan penurunan rata-rata lima tahun sebesar 6,9 juta barel. .
Pada sesi sebelumnya, minyak naik sekitar 2 persen, didorong oleh penurunan dolar AS dan perkiraan permintaan global akan minyak bumi meningkat.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pasar minyak akan tetap ketat pada paruh kedua 2023, mengutip permintaan yang kuat dari China dan negara berkembang dikombinasikan dengan pengurangan pasokan yang baru diumumkan, termasuk oleh eksportir utama Arab Saudi dan Rusia.
Pada saat yang sama, EIA AS pada Selasa lalu memproyeksikan permintaan akan melampaui pasokan sebesar 100 ribu barel per hari (bpd) pada 2023 dan sebesar 200 ribu bph pada 2024.
Pasar sedang menunggu data inflasi AS sebagai petunjuk prospek suku bunga. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.