Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 10 bahan pokok (bapok) yang menyebabkan orang masuk ke jurang kemiskinan, diantaranya; beras, rokok, mie instan hingga cabai.
Oleh karenanya, pemerintah selalu berupaya menjaga agar harga bapok ini bisa stabil. Pasalnya, jika terjadi kenaikan, maka besar kemungkinan jumlah orang miskin di Indonesia ikut bertambah.
Berdasarkan data BPS yang dirilis pada Senin (17/7), bapok pertama yang memberikan andil paling besar pada kemiskinan di desa adalah beras. Kontribusinya mencapai 23,73 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga di perkotaan; beras memberikan sumbangan paling tinggi sebesar 19,35 persen.
Bapok kedua adalah rokok kretek filter yang kontribusinya sebesar 11,34 persen. Artinya, makin mahal rokok, maka orang miskin bakal ikut bertambah, apalagi komoditas ini sudah menjadi prioritas bagi penikmatnya.
Makanan lain yang memberikan sumbangan terbesar selanjutnya ke kemiskinan adalah telur ayam ras dan daging ayam ras dengan masing-masing andil 3,34 persen dan 2,93 persen.
Sedangkan, komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar ke kemiskinan adalah harga sewa rumah, bensin, listrik, pendidikan, hingga sabun cuci.
Berikut daftar 10 bahan pokok yang memberikan sumbangan terbesar ke garis kemiskinan:
1. Beras
2. Rokok kretek filter
3. Telur ayam ras
4. Daging ayam ras
5. Gula pasir
6. Mie instan
7. Bawang merah
8. Kopi bubuk dan kopi instan (sachet)
9. Roti
10. Cabai rawit
1. Beras
2. Rokok kretek filter
3. Daging ayam ras
4. Telur ayam ras
5. Mie instan
6. Kopi bubuk dan kopi instan (sachet)
7. Roti
8. Bawang merah
9. Kue basah
10. Tahu dan tempe
BPS mencatat masih ada sebanyak 25,9 juta orang miskin di Indonesia per akhir Maret 2023. Meski cukup banyak, namun orang miskin ini sudah berkurang 460 ribu orang dibandingkan akhir September 2022, yakni sebanyak 26,36 juta orang.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan secara persentase jumlah orang miskin ini sebesar 9,36 persen atau turun 0,21 persen dari September 2022 sebesar 9,57 persen.
"Tingkat kemiskinan pada Maret 2023 ini mengalami penurunan atau lebih rendah bila dibandingkan kondisi September 2022," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/7).
(ldy/agt)