Hari pertama kembali bersekolah pada Senin (17/7) lalu menjadi momen yang berkesan bagi Endang Purwaningsih (15). Siswi kelas 11 ini menemukan SMA Negeri 2 Kota Jambi dalam kondisi yang tidak biasa.
Kini, sebanyak 32 unit panel surya yang membentang di atap gedung sekolahnya sudah dapat beroperasi. Barisan benda berwarna biru muda itu masing-masing berukuran sekitar 1x2 meter.
Endang langsung mengetahui bahwa puluhan benda persegi tersebut adalah alat untuk menyerap energi matahari. Ia bahagia panel surya di sekolahnya sudah dapat digunakan setelah berbulan-bulan terpasang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kehadiran pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), cahaya lampu yang menerangi gedung SMA Negeri 2 Kota Jambi tidak lagi berasal dari penggunaan energi kotor. Tempat menempuh pendidikan itu bercahaya karena aliran energi yang ramah lingkungan.
Kala belajar di ruang kelas, Endang dan kawannya pun terbantu dengan cahaya lampu. Bagi Endang, cahaya lampu itu cukup terang seperti sebelumnya saat sekolahnya masih memanfaatkan energi batu bara.
"Saya mendukung transisi energi. Pembangkit listrik dari batu bara itu kan tidak terbarukan. Jumlahnya pasti terbatas dan perlu jutaan tahun. Kalau ini (PLTS) kan bermodalkan matahari, setiap hari ada, apalagi negara kita beriklim tropis. Menurut saya, itu ramah lingkungan," tuturnya, Selasa (18/7).
Malvino (16), seorang siswa SMA Negeri 2 Kota Jambi pun senang sekolahnya telah beralih ke PLTS. Menurutnya, penggunaan PLTS merupakan transisi energi yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi udara yang mengancam kesehatan.
"Energi ini ramah lingkungan, tidak mencemari udara. Senang sih, tidak perlu menggunakan energi yang membuat udara tercemar," katanya.
PLTS yang terpasang di SMA Negeri 2 Kota Jambi memiliki kapasitas 10 kilowatt. Energinya dialirkan ke enam gedung atau seluruh ruangan di sekolah itu, termasuk ruang guru, ruang kelas, laboratorium, ruang guru, ruang administrasi, toilet, dan sebagainya.
Hemat biaya karena PLTS
Sejak menggunakan energi surya, SMA Negeri 2 Kota Jambi bisa menghemat biaya setidaknya sampai 30 persen. Kepala SMA Negeri 2 Kota Jambi, Nirman Erika pun mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, sisa biaya listrik itu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah lainnya.
"Pokoknya sangat bermanfaat sekali. Saya harap sekolah lain merasakan hal yang sama," ujarnya.
Penggunaan PLTS di SMA Negeri 2 Kota Jambi, tidak lepas dari peran kepala sekolah terdahulu yang bernama Samuri. Awal 2022, ia mendapatkan surat pemberitahuan dan penawaran menggunakan PLTS di sekolah dari Dinas ESDM Provinsi Jambi.
Surat pemberitahuan itu pun direspons baik. Ketika bertemu pihak Dinas ESDM Provinsi Jambi, Samuri menyatakan SMA Negeri 2 Kota Jambi siap menjadi percontohan penggunaan energi surya, yang kemudian disusul dengan surat pengajuan kepada Dinas ESDM Provinsi Jambi.
Samuri sempat melihat tayangan di televisi yang menunjukkan instalasi PLTS di rumah warga bernama Donny Iskandar. Ia menyaksikan penghematan biaya listrik hingga sebesar 60 persen. Dari sana pula ia tertarik menggunakan PLTS di sekolahnya.
Upaya transisi energi ini dilanjutkan kepala sekolah berikutnya, Nirman Erika, yang dilantik pada pertengahan 2022. Pada Desember, panel surya dipasang di atap gedung sekolah tetapi tidak dapat langsung dioperasikan. PLTS baru bisa digunakan dengan sistem on grid pada Juni 2023, setelah melalui proses dari PLN.
Nirman menyampaikan penggunaan PLTS di sekolahnya menjadi dukungan untuk mewujudkan transisi energi. Ke depan, para siswa dan siswi akan mendalami transisi energi, khususnya mengenai PLTS.
"Akan kita jelaskan bagaimana penggunaannya. Itu harus masuk dalam perencanaan pembelajaran mereka. Kalau ada bendanya, akan menjadi pengalaman nyata. Bisa kita masukan ke sana untuk mereka belajar dengan itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Provinsi Jambi, Setyasmoko Pandu Hartadita, menyampaikan tidak hanya SMA Negeri 2 Kota Jambi yang sudah memanfaatkan energi surya. SMA Negeri 5 Kota Jambi pun sedang menggunakan PLTS. Pemasangan PLTS di kedua sekolah ini masing-masing menghabiskan anggaran Rp300 juta.
"Ini sebagai percontohan. Awalnya kami mengirim surat ke seluruh sekolah terkait penggunaan PLTS di masing-masing SMA. Yang balas cuma sedikit, SMA Negeri 2 Kota Jambi dan SMA 5 Kota Jambi termasuk. Ini ramah lingkungan dan sangat membantu menghemat biaya operasi sekolah," katanya, Selasa (25/7).
PLTS yang terpasang di kedua sekolah itu menggunakan sistem on grid, yakni terhubung dengan jaringan PLN. Sedangkan off grid tidak tergantung dengan PLN, tetapi mengandalkan baterai untuk menyimpan dan mengaliri energi listrik.
Pandu mengatakan Dinas ESDM Provinsi Jambi belum bisa merencanakan pemasangan PLTS di sekolah lain. Pemerintah Provinsi Jambi saat ini mengalami keterbatasan dana untuk mewujudkan transisi energi.
Alvin Putra Sisdwinugraha, Peneliti Sistem Tenaga dan Energi Terbarukan IESR mengatakan pengetahuan terkait dengan teknologi energi terbarukan perlu diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah.
"Untuk SMA dan SMK dapat lebih dalam lagi, untuk mempersiapkan para peserta didik untuk berbagai green jobs yang akan naik ke depannya," ujarnya.
Program Pelatihan bagi Jurnalis Media di Jambi untuk Mendorong Transisi Energi yang diselenggarakan oleh IESR pada 10 - 11 Juli 2023
(asa/msa)