Kementerian Perhubungan bakal mengundang konsultan untuk membahas proyek LRT Jabodebek. Pembahasan salah satunya terkait konstruksi jembatan lengkung (longspan) LRT yang disebut Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo salah desain.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan LRT Jabodebek sejatinya sudah dilakukan dengan hati-hati, mengutamakan aspek keselamatan, dan menggunakan desain perencanaan yang dihasilkan oleh konsultan internasional.
Namun, jika kemudian ada yang mengatakan ada salah desain dalam proyek itu, maka akan dilakukan review kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengundang konsultan yang sudah berpengalaman untuk melakukan review terhadap pekerjaan dan juga telah mengikuti standar yang berlaku," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8).
Menurut Budi, desain maupun hasil pekerjaan LRT Jabodebek sebenarnya telah mendapatkan persetujuan dan sertifikasi dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR.
Selain itu, seluruh pekerjaan dari proyek ini juga telah diuji Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, serta telah mendapatkan penilaian sistem manajemen keselamatan perkeretaapian.
"Untuk suatu karya baru anak bangsa, ini termasuk luar biasa. Jadi dibuat oleh orang Indonesia dan driverless. Untuk membangun ini memang banyak tantangan yang dilalui," jelas Budi.
Kesalahan desain LRT Jabodebek disampaikan oleh Kartika Wirjoatmodjo Selasa (1/8) lalu.
"Itu salah desain karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, dia tidak mengetes sudut kemiringan keretanya. Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya lebih lebar tikungannya," kata Tiko seperti dikutip dari detik.com.
"Kalau tikungannya lebih lebar dia bisa belok sambil speed up, karena tikungannya sekarang udah terlanjur dibikin sempit, mau nggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km/jam, pelan banget," tambahnya.