Penangguhan Impor Sapi Australia Tak Ganggu Pasokan Daging di RI
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) penangguhan impor sapi dari empat peternakan di Australia tidak akan mengganggu pasokan daging di dalam negeri.
Kepala Barantan Bambang menjelaskan hal ini karena Indonesia bekerja sama dengan 60 peternakan sapi di Australia. Artinya, masih ada 56 peternakan yang bisa mengekspor sapinya ke Tanah Air.
Dalam hal ini, Barantan tengah mengambil langkah untuk memastikan 56 peternakan di Australia tidak terpapar LSD.
Lihat Juga : |
"Saat ini kita siapkan apakah perlu dokter hewan kita, kita turunkan di sana untuk melihat kondisi farm di sana. Dalam waktu itu, akan kita tugaskan, tidak harus tunggu setelah 60 hari (sejak 12 Juli)," kata Bambang dalam konferensi pers di Kantor Barantan Kementan, Selasa (1/8).
Sementara itu, Kementan menangguhkan impor sapi dari empat peternakan Australia usai temuan penyakit kulit lumpy skin disease (LSD) pada 13 sapi yang dikirim dari Negeri Kangguru itu.
Bambang menjelaskan saat ini Indonesia dan Australia tengah mengkaji sumber penularan penyakit tersebut. Pencarian sumber penyakit LSD itu akan dilakukan dalam 60 hari terhitung sejak kapal pertama yang membawa sapi impor tiba di Indonesia, 12 Juli 2023.
Lihat Juga : |
"Dalam waktu 60 hari kita tidak tutup impor. Tapi menghentikan sementara untuk farm yang kita temukan yang membawa LSD, empat farm (peternakan) tadi," kata Bambang
Pada 12 September nanti pihak Australia akan mengirim hasil kajian mereka ke Indonesia.
Apabila terbukti virus tersebut tersebar dari Australia, maka penghentian impor sapi dari 4 fasilitas tadi akan diberlakukan permanen.
"Dalam radius 60 km dari 4 farm tersebut kalau positif dari sana akan dihentikan impor juga," kata Bambang.