Salah Data soal Ekonomi China, Biden Sebut Bak 'Bom Waktu'
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut China sebagai 'bom waktu yang sedang berdetak' karena pertumbuhan ekonominya yang melemah.
"Mereka memiliki beberapa masalah. Itu tidak baik karena ketika orang jahat memiliki masalah, mereka melakukan hal-hal jahat," kata Biden dalam acara penggalangan dana politik di Utah.
Biden mengatakan dia tidak ingin melukai China dan ingin memiliki hubungan yang rasional dengan negara tersebut, tetapi dia memiliki prediksi yang suram tentang masa depan negara tersebut.
"China adalah bom waktu yang sedang berdetak. China sedang dalam kesulitan. China dulunya tumbuh 8 persen per tahun untuk menjaga pertumbuhan. Sekarang hampir mencapai 2 persen per tahun," katanya.
Mengutip Reuters, Sabtu (12/8), kendati demikian, Biden rupanya salah dalam mengutip data ekonomi China.
Laporan Biro Statistik Nasional China menunjukkan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu tumbuh 4,5 persen pada kuartal pertama dan 6,3 persen pada kuartal kedua, dengan produk domestik bruto hanya naik 0,8 persen pada April-Juni dari kuartal sebelumnya setelah ekspansi sebesar 2,2 persen pada kuartal pertama.
Meski demikian, tidak ada komentar langsung dari kementerian luar negeri China.
Pernyataan Biden mengingatkan pada komentar yang dia buat dalam sebuah penggalangan dana lain pada Juni ketika dia menyebut Presiden Xi Jinping sebagai "diktator." China menyebut komentar tersebut sebagai provokasi.
Komentar-komentar tersebut muncul tak lama setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyelesaikan kunjungan ke China yang bertujuan untuk menstabilkan hubungan yang Beijing gambarkan sebagai titik terendah sejak hubungan resmi terjalin pada 1979.
Pada Rabu kemarin, Biden menandatangani perintah eksekutif yang akan melarang sebagian investasi baru dari Amerika Serikat di China dalam teknologi sensitif seperti chip komputer.
China, yang memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia, mengatakan bahwa mereka sangat prihatin tentang perintah tersebut dan mempertahankan hak untuk mengambil langkah-langkah.
Sektor konsumen China jatuh ke dalam deflasi dan harga pabrik terus merosot pada Juli, berlawanan dengan inflasi di tempat lain di dunia.
Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, telah berjuang melawan inflasi tinggi dan mengalami pasar tenaga kerja yang kuat.