Harga minyak dunia melemah pada awal perdagangan pada Rabu (23/8).
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent merosot 17 sen, atau 0,2 persen ke US$83,86 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di $79,56 per barel, turun 8 sen atau 0,1 persen.
Kedua tolok ukur melemah sekitar 0,5 pada Selasa (22/8) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Analis menyebut pelemahan terjadi karena harga minyak terbebani oleh kekhawatiran pasar atas kenaikan suku bunga AS.
Mereka khawatir kenaikan akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan permintaan minyak sehingga membuat harganya tertekan.
"Investor enggan mengambil posisi besar menjelang Simposium Jackson Hole akhir pekan ini karena mereka ingin mencari petunjuk untuk langkah selanjutnya oleh Federal Reserve AS terkait kebijakan bunga acuan mereka," kata Presiden NS Trading unit Nissan Securities Hiroyuki Kikukawa.
Selain terbebani ancaman kenaikan bunga acuan The Fed, ia juga menyebut minyak dibayangi lesunya kondisi ekonomi China.
Maklum, China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia. Mereka juga salah satu konsumen minyak terbesar dunia.
Kondisi ekonomi mereka dianggap penting untuk menopang permintaan minyak selama sisa tahun ini. Tapi, pertumbuhan ekonomi mereka yang lemah belakangan ini telah membuat pasar frustrasi dan mengkhawatirkan permintaan minyak dari China.
Memang katanya, minyak mendapatkan topangan dari pengetatan pasokan yang dilakukan OPEC.
"Tapi, kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi dan permintaan yang lesu di China efeknya akan lebih besar daripada sentiman pengetatan pasokan dari OPEC+ dalam jangka pendek," katanya.