Mengenal Simposium Jackson Hole Hingga Bisa Pengaruhi Gerak Rupiah

CNN Indonesia
Jumat, 25 Agu 2023 11:05 WIB
Rupiah melemah ke Rp15.287 Jumat (25/8) pagi, salah satunya akibat sentimen risk off pasar menjelang Simposium Jackson Hole. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp15.287 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (25/8) pagi tadi. Mata uang Garuda melemah 41 poin atau minus 0,27 persen dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memprediksi rupiah bakal tertekan dolar AS hari ini. Ia menyebut pelemahan ini terjadi imbas data klaim pengangguran AS yang lebih banyak dari perkiraan.

"Rupiah juga tertekan sentimen risk off di pasar menjelang Simposium Jackson Hole," katanya kepada CNNIndonesia.com.

Lantas apa Simposium Ekonomi Jackson Hole sehingga bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah?

Simposium Ekonomi Jackson Hole diselenggarakan oleh The Fed wilayah Kansas City sejak 1981. Peserta simposium meliputi para bankir sentral terkemuka, menteri keuangan, akademisi, dan pelaku pasar keuangan dari seluruh dunia.

Para peserta berkumpul untuk membahas isu-isu ekonomi, implikasi, dan pilihan kebijakan terkait topik simposium.

Nah, pada tahun ini, para pejabat The Fed akan berkumpul untuk Simposium Ekonomi Jackson Hole pada 24 hingga 26 Agustus 2023 di Jackson Hole, Wyoming. Simposium Ekonomi Jackson Hole ini mengusung tema "Pergeseran Struktural dalam Perekonomian Global".

Melansir situs Federal Reserve Bank of Kansas City, Senin (21/8), tema tersebut akan mengeksplorasi beberapa perkembangan signifikan dan berpotensi bertahan lama yang mempengaruhi perekonomian global.

Salah satu momen yang ditunggu dalam Simposium Ekonomi Jackson Hole adalah pidato ketua The Fed. Pidato itu biasanya digunakan sebagai kesempatan bagi The Fed untuk memberikan sinyal mengenai kebijakan.

Melansir New York Times, Ketua The Fed akan akan menyampaikan pidatonya ketika langkah The Fed selanjutnya masih belum pasti karena inflasi yang masih moderat.

Sementara Wall Street sedang mencoba mencari tahu apakah para pejabat Fed berpikir bahwa mereka perlu menaikkan suku bunga lebih banyak lagi tahun ini. Kemudian apakah langkah tersebut kemungkinan besar akan dilakukan pada September mendatang.

Salah satu pengaruh kenaikan suku bunga The Fed bisa dilihat pada nilai tukar rupiah. Ketika The Fed menaikkan suku bunganya, investor akan lebih tertarik pada dolar AS yang dapat menyebabkan apresiasi dolar dan penurunan nilai rupiah.



(fby/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK