Kementerian BUMN akan menggabungkan alias merger tiga maskapai Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air. Dengan merger tersebut, apakah tarif tiket pesawat akan lebih murah dari saat ini?
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga menegaskan merger tiga maskapai itu tidak ada hubungannya merger dengan perubahan tarif. Pasalnya, masing-masing maskapai berada di kelas berbeda.
"Ya enggak lah (perubahan tarif mengikuti harga tiket Garuda Indonesia), enggak mungkin. Karena pasti kelasnya beda. Lagian masih dihitung, kelasnya masih beda. Apakah kelasnya Garuda (Indonesia) nanti di level atas, Pelita Air di tengah, Citilink di low cost carrier (LCC), kan belum tahu. Dilihat nanti bagaimana," jelasnya di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (25/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Arya menegaskan tarif ketiga maskapai tersebut akan tetap berbeda setelah merger. Namun, anak buah Menteri BUMN Erick Thohir itu enggan memastikan bagaimana skema merger tersebut. Ia menegaskan masih perlu hitung-hitungan.
Ia pun enggan memberikan target kapan proses merger ketiga maskapai tersebut rampung. Arya hanya menyebut Kementerian BUMN sedang mengerjakan dengan secepat-cepatnya.
"Citilink di bawah Garuda, Pelita belum tahu. Apakah nanti dia setara sama Citilink, atau di dalam Citilink, belum tahu. Itu untuk efisiensi saja, satu manajemen lah semua," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir merinci dua alasan rencana merger ini. Pertama, untuk menekan biaya logistik, di mana menurutnya merger bisa membuat industri penerbangan negara semakin kuat dan efisien.
Kedua, memperkuat industri penerbangan Indonesia. Erick menyebut industri penerbangan dalam negeri sampai saat ini masih perlu diperkuat.
Salah satu penguatan perlu dilakukan terkait Armada. Ia mengatakan armada penerbangan yang dimiliki Indonesia saat ini masih kurang.
"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari 4 (perusahaan) menjadi 1. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ujarnya dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan di Jakarta, Senin (21/8).