Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa BPJS Kesehatan telah menanggung sedikitnya biaya hingga Rp10 triliun untuk penyakit ISPA dan pneumonia pada 2022.
Budi memprediksi angka tersebut akan naik pada tahun ini karena masalah polusi udara di beberapa daerah.
"Kita menganalisa saat ini, tapi pengaruh dari polusi udara itu banyaknya di pneumonia dan ISPA. Dan total belanja BPJS untuk penyakit ini adalah Rp10 triliun, tahun lalu. Jadi pasti kalau naik, 2023 pasti akan naik lagi dari Rp10 triliun," kata Budi dalam rapat di Komisi IX, Rabu (30/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pneumonia merupakan penyakit yang diakibatkan karena infeksi di paru-paru. Sedangkan, ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Atas merupakan penyakit akibat infeksi pada saluran paru.
Selain dua penyakit tersebut, polusi udara juga bisa menyebabkan penyakit pernapasan lain seperti tuberkulosis (TBC) dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
"Seperti saya sampaikan tadi, TBC itu kecil-lah pengaruhnya, polusi udara itu besarnya di PPOK, pneumonia, dan asma. Tapi karena PPOK ini sifatnya kronis dan berkepanjangan, kita cost pneumonia dan asma dan juga ISPA," ucap Budi.
Budi mengaku pihaknya telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo agar pemerintah tak segan untuk berinvestasi pada penanganan masalah kesehatan tersebut. Investasi jangka panjang bisa dilakukan untuk 10-20 tahun ke depan meski biaya yang harus dikeluarkan besar.
"Kalau 20 tahun ya invest Rp200 triliun pun nggak apa, investasi kesehatan, karena ini artinya break event di depresiasinya karena bisa mengurangi biaya-biaya ini," kata Budi.