Jalan Panjang China Lepas dari Polusi Udara Menuju Energi Bersih

CNN Indonesia
Jumat, 01 Sep 2023 07:40 WIB
China memiliki sejarah panjang mengusir polusi udara, setidaknya peperangan dimulai sejak 1998 silam.
China memiliki sejarah panjang mengusir polusi udara, setidaknya peperangan dimulai sejak 1998 silam. (AFP/NOEL CELIS)

c. 2009-2012

Batu sandungan China nyatanya masih banyak, di mana pada 2011 lalu penelitian menyebut emisi pembangkit listrik tenaga batu bara bertanggung jawab atas kematian dini seperempat juta warga China. Analisis menelusuri bahan-bahan kimia yang terbawa ke udara dari pembakaran batu bara, di mana ditemukan sejumlah dampak buruk bagi kesehatan.

"Diperkirakan pembakaran batu bara di China bertanggung jawab atas kematian 260 ribu orang pada 2011. Ditemukan juga pada tahun yang sama, pembakaran batu bara menyebabkan 320 ribu anak-anak dan 61 ribu orang dewasa menderita asma serta 36 ribu bayi lahir dengan berat badan di bawah normal. Ada juga 340 ribu kunjungan rumah sakit dan 141 juta hari cuti sakit," tulis The Guardian pada 2013 lalu.

Pada 2009 lalu, China mengalokasikan anggaran khusus 1,7 miliar yuan atau setara Rp3,5 triliun (asumsi kurs Rp2.089 per yuan) untuk memberantas polusi udara. Pemerintah Tiongkok juga memperkenalkan subsidi kendaraan listrik di tahun tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

d. 2013-2017

Masa-masa ini menjadi awal reformasi yang dibawa Xi Jinping. Ia menjadi orang nomor satu China pada Maret 2013, hanya dua bulan setelah 'kiamat udara'.

Kala itu, istilah PM2.5 menjadi kosa kata sehari-hari warga China. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat, protes keras terhadap pembangkit listrik batu bara semakin marak di kota-kota, seperti Kunming dan Shenzhen.

"Krisis pertama yang dihadapinya (Xi Jinping) adalah kiamat udara. Bukan hanya di Beijing, tapi juga terjadi di seluruh Tiongkok utara dan hal ini membuat heboh," kata Profesor di Smith College Daniel Gardner, dikutip dari CNN.

"2013 merupakan titik kritis. Pemerintah kini secara terbuka mengatakan meninggalkan kebijakan 'pertumbuhan ekonomi dengan segala cara' dan bergerak ke arah baru, di mana terdapat keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan lingkungan hidup," imbuhnya.

China mulai menginvestasikan miliaran dolar dalam rencana aksi memberantas polusi udara. Pemerintah mengeluarkan aturan baru, mendirikan stasiun pemantauan udara nasional, dan menutup tambang serta pembangkit listrik tenaga batu bara. Puncaknya, pada 2014 China mendeklarasikan perang nasional melawan polusi.

Bahkan, ada aturan unik yang melarang warga China memasak daging babi asap alias bacon, menu tradisi di negeri tersebut sejak ribuan tahun lalu. Alasannya, asap yang dihasilkan menciptakan polusi udara.

Menurut pemerintah daerah Chongqing, pengasapan babi membuat materi partikel 2.5 (PM2.5) di kota mereka bertambah. Materi ini adalah partikel kecil di udara yang bisa mempengaruhi paru-paru dan menyebabkan penyakit lainnya.

Xi Jinping janjikan China bebas karbon di 2060

Pada 2020 lalu, Presiden China Xi Jinping berjanji di United Nations General Assembly (UNGA) bahwa negaranya akan mencapai nol emisi karbon (NZE) pada 2060 mendatang. Rencana konkrit 40 tahun itu adalah yang pertama kalinya diucapkan Xi, termasuk dalam upaya mendukung Paris Agreement.

"China akan meningkatkan kontribusi yang diharapkan secara nasional dengan mengadopsi kebijakan dan tindakan yang lebih tegas. Kami menyerukan semua negara untuk mengupayakan pembangunan yang inovatif, terkoordinasi, ramah lingkungan, dan terbuka," kata Xi dalam pidatonya.

China selaku penyumbang gas rumah kaca terbesar di dunia memang serius berbenah. Mereka menjanjikan menjanjikan perubahan mengonsumsi dan memproduksi energi melalui pengembangan nuklir dan energi terbarukan hingga promosi teknologi ramah lingkungan dan rendah karbon.

Benarkah China membersihkan diri dengan mengotori Indonesia?

China boleh berbangga hati sukses menurunkan polusi udara di negerinya. Akan tetapi, Negeri Tirai Bambu dituding mengotori negara-negara lain, termasuk Indonesia dengan memindahkan sejumlah pabrik bertenaga batu bara.

China dikenal dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI), di mana mereka mendanai pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri. Salah satu buah hasil BRI adalah PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah.

Mengutip laporan Carnegie Endowment for International Peace, IMIP bermula dari Tsingshan Group selaku produsen feronikel dan baja tahan karat terbesar di dunia yang berasal dari China. IMIP dibangun pada 2014 lalu melalui anak usahanya bernama Shanghai Decent Investment Group yang mendirikan perusahaan patungan bersama Bintang Delapan Group.

"Proyek ini menerima pinjaman US$1,22 miliar dari China Development Bank yang saat ini merupakan pemberi pinjaman terbesar bagi IMIP. Tsingshan Holding Group adalah investor terbesar di IMIP dan memegang saham signifikan dalam seluruh aktivitasnya, mulai dari infrastruktur, pertambangan, hingga berbagai proses dalam pengembangan," tulis laporan tersebut.

Selain sokongan China Development Bank, pembangkit listrik tenaga batu bara di kawasan industri tersebut didanai China Eximbank, Bank of China, dan Industrial and Commercial Bank of China.

Selain itu, IMIP dilaporkan memiliki kompleks perumahan khusus untuk pekerja China, hotel untuk pengunjung eksekutif, dan bandara dengan landasan pacu sepanjang 1.800 meter. Ada juga jaringan telekomunikasi khusus mencakup kabel bawah air yang diklaim terhubung ke satelit milik China.

Namun, tidak hanya perusahaan China yang beroperasi di IMIP, ada juga dari tanah air, Australia, Jepang, hingga Korea Selatan. Akan tetapi, operasional perusahaan-perusahaan tersebut disebut banyak ditopang oleh perbankan China.



(skt/dzu)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER