CEO Foxconn Terry Gou mengundurkan diri sebagai anggota dewan perusahaan, sepekan pasca mengumumkan niatnya untuk menjadi presiden Taiwan berikutnya.
Foxconn adalah pabrik penyuplai Apple (AAPL.O).
Setelah berbulan-bulan spekulasi, Gou, yang mundur sebagai ketua Foxconn pada 2019, mengumumkan pada Senin (4/9) bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai kandidat independen dalam pemilihan presiden yang akan diadakan pada Januari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Reuters, Foxconn menyatakan Gou mengundurkan diri karena alasan pribadi dan mencatat bahwa ia telah secara resmi menyerahkan kepemimpinan kelompok ini kepada manajer profesional empat tahun yang lalu.
Sementara itu, tim kampanye Gou menolak untuk memberikan komentar.
Gou mengaku bersedia mengorbankan aset pribadinya di China saat ditanya terkait konflik kepentingannya sebagai pemegang saham utama Foxconn, yang memiliki investasi besar di Negeri Panda itu.
"Saya belum pernah berada di bawah kendali Republik Rakyat China," katanya.
"Saya tidak mengikuti instruksi mereka," imbuhnya.
Gou adalah orang keempat yang mencalonkan diri jadi presiden Taiwan. Tetapi angka pollingnya sangat jauh di belakang kandidat paling unggul, William Lai yang diusung Partai Progresif Demokratik (DPP).
William Lai saat ini menjabat sebagai wakil presiden.
Pemilihan ini berlangsung pada saat meningkatnya ketegangan antara Taiwan dan China, dengan Beijing secara teratur melakukan latihan militer di dekat pulau tersebut, yang memicu kekhawatiran akan kemungkinan konflik.
Gou telah berulang kali menuduh DPP mencari perang dengan China, yang mengklaim pulau tersebut sebagai wilayahnya sendiri, dengan sikap antagonis terhadap Beijing.
Pemerintah yang dipimpin DPP, dan Lai telah berulang kali menawarkan perundingan dengan China namun ditolak, karena Beijing menganggap mereka sebagai separatis.
Gou, salah satu figur bisnis Taiwan yang paling terkenal secara internasional, selama minggu ini mencoba menyatukan oposisi melawan DPP, tetapi hingga saat ini belum ada kesepakatan yang tercapai.
Dua kandidat lainnya adalah mantan walikota Taipei Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan kecil, dan Hou Yu-ih dari partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, yang secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan Beijing.