Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan ungkapan Asean sebagai epicentrum of growth tidak masalah dijadikan sebagai moto dan bisa dianggap sebagai harapan.
Harapan itu muncul saat situasi global sedang tidak pasti, ekonomi Indonesia sebagai negara utama Asean bisa bertengger di atas lima persen.
Ronny menyebut kata epicentrum of growth atau pusat pertumbuhan ekonomi global terinspirasi dari ekonomi China saat krisis ekonomi 2008 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, China dianggap sebagai penyelamat ekonomi dunia karena pertumbuhan ekonominya mencapai dua digit.
Namun saat ekonomi China melemah, Ronny menyebut harapan dunia sebenarnya bukan ke Indonesia maupun Asean, tetapi India.
Pasalnya negara tersebut menorehkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari Indonesia. Pada 2022, ekonomi India tercatat tumbuh tujuh persen.
"Banyak kajian menyatakan bahwa India sedang menapaki jalan layaknya China 20 tahun lalu," kata Ronny.
Kendati demikian, Ronny menyebut Asean tetap memiliki kekuatan yang mirip dengan Uni Eropa yakni kesatuan geografis dan populasinya yang besar hingga mencapai 600 juta.
Dengan begitu, negara atau kumpulan negara yang ingin berurusan dengan negara di Asia Tenggara bisa lebih mudah melalui Asean.
"Kalau urusan sudah kelar dengan Asean, secara umum mereka bisa mengakses pasar Asean yang berjumlah 600 jutaan tersebut," katanya.