Cegah Mafia Muncul, Buwas Enggan Ungkap Negara Asal Impor Beras RI
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso enggan mengungkapkan asal impor beras untuk pasokan di dalam negeri. Pasalnya, jika dia mengungkap ke publik, dikhawatirkan ada oknum di luar negeri yang sengaja menaikkan harga.
"Tidak ada bidik-bidikan semua negara kita ajak ngomong, saya tidak akan memberitahukan negara mana. Karena kalau begitu saya sebutkan negara yang dibeli pasti ada permainan ini. Kan jaringan internasional jangankan di negara sendiri, luar juga ada mafianya," ungkap dia saat mengecek ketersediaan beras Bulog di Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (8/9), dikutip dari detik finance.
"Sekarang saya diam aja, saya akan perintahkan penjajakan, kalau harga bagus, kualitas bagus, kecepatan bagus, kesepakatan jumlah, ambil," lanjutnya.
Buwas menyebut hal itu menjadi strategi negara untuk membeli beras dari luar negeri. Jadi, untuk menghindari permainan harga di luar negeri ketika Indonesia akan membeli
"Pasti sekarang pedagang-pedagang melirik itu semua dong memantau, bisa saja nanti disana mengganjal kenaikan harga karena kita butuh. Oh ini mau dibeli sama pak Buwas nih, wah nanti dia pasang harga," tuturnya.
Dia juga mengungkap ada sejumlah syarat atau ketentuan yang diperhatikan Bulog dalam memilih beras impor yang dibeli.
Pertama, jenis berasnya harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, kualitasnya harus baik.
"Ketiga, ya harganya. Keempat, waktu kecepatan kita memasukkan negara itu," pungkasnya.
Adapun realisasi beras impor yang masuk ke dalam negeri 1,6 juta ton dari total penugasan 2 juta ton sepanjang 2023. Maka tinggal 400 ribu ton untuk diselesaikan sampai akhir tahun.
Impor beras ini diperuntukkan khusus cadangan beras pemerintah (CBP). Nah, CBP sendiri bukan langsung digelontorkan begitu saja ke pasar, tetapi tujuannya untuk stabilisasi harga beras saat naik hingga stabilisasi stok saat menipis.