Jokowi Tinjau Pabrik Hilirisasi Lotte Bernilai Rp60 T di Cilegon

Presiden Jokowi pada Selasa (12/9) ini mengunjungi pabrik hilirisasi PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten. Pabrik itu dibangun dengan investasi Rp60 triliun.

Jokowi berharap proyek itu akan rampung pada 2025 mendatang.

"Pagi hari ini kita berada di pabrik industrinya Lotte Chemical. Proyek ini sudah dimulai 2020 dan akan selesai nanti di 2025. Maret 2025 selesai, jadi kita cek tadi disampaikan dari Lotte bahwa Maret 2025 sudah akan commissioning (pengujian) dan langsung bisa diproduksi," katanya dalam kunjungan tersebut, Selasa (12/9).

Jokowi menyebut progres pembangunan pabrik ini sudah menyentuh 73 persen. Sedangkan nilai investasi yang masuk telah mencapai US$3,9 miliar atau sekitar Rp60 triliun

"Dan yang bekerja di sini sekarang juga sangat banyak, ada 13 ribu pekerja. Setelah selesai, pabrik ini akan menghasilkan etilen, polipropilen, bensin, dan lain-lain. Akan ada 17 produk yang dihasilkan," tutur Jokowi.

Ia mengaku senang dengan kehadiran pabrik ini karena hasilnya bakal menjadi substitusi impor barang-barang petrokimia. Jokowi merinci 70 persen hasil hilirisasi di Lotte Chemical bakal dipakai untuk kebutuhan lokal dan 30 persen sisanya buat ekspor.

Sementara itu, Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot menyebut hadirnya pabrik ini diharapkan bisa memperkuat struktur industri petrokimia dalam negeri.

Ia menyebut pada tahap konstruksi ini ada 500 orang tenaga kerja asing (TKA) yang dipekerjakan dari total 13 ribu pekerja. Nantinya, akan ada 1.000 tenaga kerja tambahan lain ketika pabrik mulai beroperasi di 2025. Namun, ia tidak menjelaskan apakah tambahan pekerja baru itu sepenuhnya lokal atau masih ada campuran TKA.

Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera menyebut saat ini Indonesia masih banyak mengimpor bahan kimia. Ia pun sependapat dengan harapan Jokowi bahwa pabrik Lotte ini bisa mengurangi ketergantungan Indonesia dengan barang luar.

"Ini untuk substitusi impor nanti, kita cukup banyak impor bahan kimia ini. Sebagian akan diekspor juga untuk memenuhi pasar dalam negeri. Pangsa ekspornya kalau kami melihat dari rencana ada yang ke China, ada yang ke Asia lainnya," ungkap Heldy.