BPS Catat Ekspor ke China Mayoritas Besi dan Baja Berkat Hilirisasi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor nonmigas RI ke China didominasi oleh besi dan baja dalam dua tahun terakhir. Hal itu seiring dengan berjalannya program hilirisasi.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan sebelumnya ekspor non migas ke China didominasi oleh bahan bakar mineral.
"Hal ini seiring dengan kebijakan hilirisasi dan pembangunan smelter pengolahan bijih nikel yang sejak 2022 hingga Agustus 2023, komoditas nikel dan barang padanya masuk dalam lima besar komoditas yang diekspor ke Tiongkok," kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (14/9).
Berdasarkan data BPS, ekspor non migas ke China pada 2023 terdiri atas besi dan baja (28,58 persen), bahan bakar mineral (26 persen), lemak dan minyak hewan/nabati (9,27 persen), nikel dan barang padanya (8,22 persen), dan pulp dari kayu (4,60 persen).
Sedangkan pada 2018, ekspor non migas ke China didominasi oleh bahan bakar mineral (24,84 persen). Kemudian lemak dan minyak hewan/nabati (13,3 persen), besi dan baja (10,69 persen), bijih logam, terak, dan abu (8,07 persen), serta pulp dari kayu (7,73 persen).
Perubahan struktur juga terjadi pada ekspor non migas RI ke Amerika Serikat. Pada 2023 eksponen migas didominasi oleh mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (15,82 persen). Kemudian pakaian dan aksesoris rajutan (10,59 persen), pakaian dan aksesoris bukan rajutan (9,16 persen), alas kaki (8,15 persen), serta lemak dan minyak hewan/nabati (7,39 persen).
Sedangkan pada 2018, ekspor non migas didominasi oleh pakaian dan aksesoris bukan rajutan (12,88 persen). Kemudian pakaian dan aksesoris rajutan (12,60 persen), karet dan barang dari karet (9,22 persen), alas kaki (8,02 persen), serta ikan, krustasea, dan moluska (6,92 persen).