Keberhasilan itu pun diakui oleh pengguna jasa pelabuhan. Salah satunya, pengusaha logistik yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo).
Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan setelah dua tahun integrasi Pelindo ada perubahan besar yang terjadi. Perubahan besar menyangkut aliran kerja pengusaha logistik yang lebih lancar.
Hal itu katanya, tak terlepas dari integrasi sistem yang dilakukan Pelindo usai dimerger. Ia mengatakan sebelum merger terjadi, tidak ada integrasi sistem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua pekerjaan dan arus di pelabuhan katanya masih dilakukan secara manual. Tak hanya manual, sistem yang diberlakukan di satu pelabuhan dengan yang lain pun katanya berbeda alias belum terstandarisasi.
"Misal, kirim barang dari Semarang ke Jakarta, sistemnya beda, itu menimbulkan masalah, karena di Jakarta berlakunya seperti A, tapi di Semarang yang diterapkan B, akhirnya untuk mencocokkan itu ada masa tunggu, itu kan waktu," katanya.
"Tak hanya soal waktu, karena manual, ada sentuhan orang kita dengan petugas di lapangan, tentunya itu menimbulkan high cost, karena di situ rawan pungli supaya bisa cepat," tambahnya.
Nah, setelah Pelindo terintegrasi, Gemilang mengatakan masalah itu tidak terjadi lagi. Pelindo katanya mulai melakukan perbaikan. Salah satunya dengan menerapkan Sistem Single Truck Identification Data (STID).
Dengan sistem ini katanya, truk bisa menggunakan satu kartu untuk seluruh pelabuhan.
"Nah, STID inilah yang menghasilkan kelancaran bagi kami," katanya.
Kerja Belum Selesai
Meski sudah sukses dan membuat pengusaha senang, Arif mengatakan ia tak mau lekas berpuas diri. Ia mengatakan kerja Pelindo belum selesai.
Pasalnya, perbaikan dan standarisasi belum menyentuh semua pelabuhan di Indonesia.
"Kerja belum selesai. Tapi semua sudah berjalan karena pelabuhan Pelindo banyak. Memperbaiki standar pelayanan pelabuhan butuh waktu, bergantung maturity pelabuhannya. Kalau sudah rapi butuh enam sampai tujuh bulan, tapi kalau masih berantakan bisa 1 tahun," katanya.
"Artinya ada yang sudah dan ada yang belum sedang . Semua dikerjakan secara bertahap," katanya.
Sembari melanjutkan proses itu, Arif mengatakan pihaknya juga menyelesaikan pekerjaan lain terkait integrasi Pelindo. Dalam peta jalan integrasi Pelindo memang ada tiga hal yang akan dilakukan BUMN itu usai dimerger.
Pertama dan yang sudah dilakukan pada 2021-2022; standarisasi pola operasi dan komersil.
Kedua, ekspansi bisnis dan kemitraan. Peta jalan ini dilakukan pada 2023-2024. Dalam fase ini nantinya Pelindo hasil merger akan bergerak dan bersinergi dengan BUMN lain dalam mengelola pelabuhan.
Arif mengatakan berkaitan dengan petan jalan ini pihaknya sudah mulai melakukan inisiasi dan penjajakan dengan partner bisnis untuk melakukan ekspansi.
Namun, ia masih belum mau membuka siapa saja partner bisnis tersebut.
"Sedang mulai bicara dengan partner bisnis untuk ekspansi ke mana mana. Tahap itu sudah diinisiasi.Tapi saya tidak boleh buka dulu. Intinya proses sudah jalan. Namanya barang gede, tidak akan mungkin selesai satu tahun. Butuh proses panjang, studi bareng. Tapi sudah mengarah ke sana," katanya.
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Jurnalistik Pelabuhan Indonesia Award 2023 dengan Tema 'Dua Tahun Merger Pelindo'.