Harga Minyak Menguat Imbas Prospek Pasokan Global Ketat

CNN Indonesia
Senin, 02 Okt 2023 09:03 WIB
Harga minyak naik pada Senin (2/10) pagi lantaran prospek pasokan global yang ketat dan Amerika Serikat (AS) yang terhindar dari penutupan operasi (shutdown). Ilustrasi. (iStock/bomboman).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak naik pada Senin (2/10) pagi. Penguatan terjadi seiring perhatian investor pada prospek pasokan global yang ketat dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang terhindar dari penutupan operasi (shutdown).

Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent untuk Desember naik 18 sen, atau 0,2 persen, menjadi US$92,38 per barel pada 00.37 GMT usai turun 90 sen pada Jumat lalu.

Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar 23 sen, atau 0,3 persen, menjadi US$91,02 per barel, setelah sempat turun 92 sen pada akhir pekan lalu.

Kedua harga minyak acuan tersebut menguat hampir 30 persen pada kuartal ketiga di tengah perkiraan defisit pasokan minyak mentah yang besar pada kuartal keempat setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan tambahan hingga akhir tahun.

Empat sumber Reuters mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama Rusia dan sekutu lainnya, atau OPEC+, kemungkinan tidak akan mengubah kebijakan produksi karena pasokan yang lebih ketat dan peningkatan permintaan mendorong reli harga minyak.

"Harga minyak memulai minggu ini dengan catatan yang kuat di tengah kekhawatiran pasokan dan tidak adanya perubahan kebijakan yang diharapkan oleh OPEC+, sementara penghindaran penutupan pemerintah AS pada akhir pekan memberikan sedikit kelegaan," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Sekuritas seperti dilansir Reuters.

Selain itu, keputusan di menit-menit terakhir oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Partai Republik Kevin McCarthy yang meminta Partai Demokrat untuk meloloskan rancangan undang-undang pendanaan jangka pendek mendorong risiko penutupan hingga pertengahan November, yang berarti lebih dari 4 juta pekerja di pemerintah federal AS dapat mengandalkan gaji yang berkelanjutan.

Memperkuat kekhawatiran pasokan, Baker Hughes mencatat jumlah rig minyak dan gas AS, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, turun tujuh menjadi 623 dalam pekan yang berakhir 29 September, terendah sejak Februari 2022.

Lebih lanjut, berdasarkan survei terhadap 42 ekonom, harga Brent diperkirakan rata-rata US$89,85 per barel pada kuartal keempat dan US$86,45 pada 2024/

Sementara itu, investor tetap berhati-hati terhadap perekonomian Tiongkok. Pasalnya, survei sektor swasta menunjukkan aktivitas pabrik di negara tersebut berkembang lebih lambat pada lalu September seiring permintaan eksternal yang lesu.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah serangkaian langkah-langkah kebijakan yang sederhana, tetapi prospeknya dibayangi oleh kemerosotan properti, penurunan ekspor dan tingginya pengangguran kaum muda, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan lemahnya permintaan bahan bakar.



(mrh/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK