Presiden Jokowi mengungkap pesan 'rahasia' dari Bank Dunia, OECD dan IMF kepadanya kalau sampai Indonesia salah urus.
Pesan itu disampaikan lembaga internasional tersebut kepadanya beberapa waktu lalu. Ia mengatakan sejatinya lembaga internasional tersebut menyatakan Indonesia punya kesempatan besar memiliki peluang besar untuk melompat menjadi negara besar.
"Tapi mereka menyampaikan, "Presiden Jokowi, hati-hati. Indonesia memiliki peluang besar untuk melompat, tapi kalau ditangani dengan keliru dan rutinitas yang monoton, negara Anda akan terjebak pada negara berpendapatan menengah terus seperti Amerika Latin"," kata Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Rakornas Korpri pada Selasa (3/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi tak mau peringatan IMF dan Bank Dunia Cs itu menjadi kenyataan. Oleh karena itu, khusus bagi para PNS dan para abdi negara, ia meminta agar mereka semua berubah.
Ia berharap para abdi negara tidak bekerja secara monoton, mampu melakukan inovasi dan adaptasi terhadap segala macam perubahan. Terutama tambahnya, di era digitalisasi seperti sekarang ini.
Jokowi berharap abdi negara tidak pernah alergi dengan digitalisasi dan teknologi. Pasalnya, mau ditolak sekuat apapun, itu semua tidak akan berhasil dilawan.
"Jangan terpaku pada rutinitas, harus inovatif, adaptif terhadap perubahan yang ada," katanya.
Jokowi mengatakan harapan terhadap para abdi negara itu ia sampaikan karena jumlah anggota Korpri sekarang ini sudah tembus 4,4 juta orang. Menurutnya, jumlah itu sangat besar.
Jokowi mengatakan jumlah PNS besar itu juga bisa menjadi kekuatan penentu kemajuan bangsa.
"Partai boleh banyak tapi yang melaksanakan yang menentukan tetap Korpri. Karena yang menjalankan apapun yang ada di pemerintahan itu Korpri. Jadi ibarat kendaraan birokrasi ini mesinnya," katanya.