Keberhasilan Tay Za membangun kerajaan bisnis tak lepas dari kedekatannya dengan militer. Ia dekat dengan Than Shwe yang menjabat perdana menteri Myanmar selama hampir dua dekade, 1992-2011
Ia juga dikenal sebagai salah satu kroni utama junta militer yang saat ini berkuasa di Myanmar. Maklum, perusahaaanya merupakan pemasok senjata dari Rusia ke tentara Myanmar.
Hal itu membuatnya Tay Za kerap mendapat sanksi barat, terutama saat terjadi aksi perlawanan sipil terhadap junta militer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Pada 2 September 2021, Tay Za dan kerajaan bisnisnya Htoo Group diberi sanksi oleh Inggris karena memberikan dukungan keuangan dan senjata kepada militer Myanmar yang berhasil melakukan kudeta terhadap pemerintah Aung San Suu Kyi yang diwarnai aksi pelanggaran HAM.
Kemudian, tahun lalu, Departemen Keuangan AS menambahkan Tay Za dan kedua putranya ke dalam daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus (SDN) yang membuat asetnya diblokir dan tak bisa berbisnis di AS.
Sanksi serupa pernah diberikan AS pada 2007 lalu saat terjadi demonstrasi melawan junta sebelum akhirnya dicabut pada 2016.
Tay Za juga pernah dituding melakukan penghindaran pajak. Namun, ia membantahnya.
"Kami selalu membayar pajak," kata Tay Za saat diwawancara oleh Forbes pada 2011 lalu.