Uji Terbang Pertamina Gunakan SAF pada Garuda Indonesia Sukses

Pertamina | CNN Indonesia
Selasa, 10 Okt 2023 12:52 WIB
Uji coba penggunaan SAF jenis Bioavtur J2.4 menjadi bagian komitmen serta upaya berkelanjutan Pertamina dan Garuda Indonesia mendukung inisiatif dekarbonisasi.
Pertamina dan Garuda Indonesia merealisasikan komitmen untuk menurunkan emisi karbon melalui pengembangan bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat terbang komersial, yakni Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dinyatakan lolos uji terbang pertama pada Rabu (4/10). (Foto: Arsip Pertamina)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertamina merealisasikan komitmen untuk menurunkan emisi karbon melalui pengembangan bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat terbang komersial, yakni Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dinyatakan lolos uji terbang pertama pada Rabu (4/10).

Dilaksanakan di hanggar 4 Garuda Maintenance Facility AeroAsia, kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, SAF diuji dengan tahapan ground round dan flight test pada pesawat komersial berjenis Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX milik maskapai Garuda Indonesia.

Uji terbang itu dilakukan selama satu jam, melintasi area udara Pelabuhan Ratu, di mana pesawat kembali terbang dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Sebelumnya, SAF telah dipastikan lolos tahap uji statis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, Pertamina sebagai perusahaan energi terus berupaya mengembangkan bahan bakar hijau, antara lain dengan memproduksi SAF untuk industri aviasi Indonesia.

"Produk SAF merupakan hasil inovasi lintas fungsi dan subholding Pertamina, ini merupakan bukti berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan renewable fuel, khususnya bahan bakar pesawat terbang," kata Nicke.

Adapun Pertamina memproduksi SAF pada fasilitas Green Refinery PT Kilang Pertamina Internasional, yaitu Kilang Cilacap, menggunakan metode co-processing ester dan fatty acid (HEFA).

Menurut Nicke, SAF memiliki banyak keunggulan, misalnya emisi yang lebih rendah dibandingkan fossil fuel. Nantinya, SAF akan dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk industri aviasi Indonesia.

"Keberhasilan Pertamina memproduksi SAF menjadi yang pertama di regional Asia Tenggara. Harapannya SAF bisa dapat segera dipasarkan penerbangan komersial sebagai tonggak utama pengembangan green energy di Indonesia dan berkontribusi pada program dekarbonisasi," ujar Nicke.

Pertamina(Foto: Arsip Pertamina)

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyampaikan bahwa uji coba penggunaan SAF jenis Bioavtur J2.4 ini merupakan bagian komitmen serta upaya berkelanjutan Garuda Indonesia Group mendukung berbagai inisiatif dekarbonisasi.

"Ini adalah milestone yang sudah kita tunggu-tunggu. Hal ini tentunya menjadi optimisme tersendiri bagi langkah kita bersama untuk merealisasikan mimpi besar kita mewujudkan green energy pada ekosistem aviasi nasional untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission yang diproyeksi dapat terealisasi pada tahun 2060 mendatang," kata Irfan.

Lebih lanjut, Irfan menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan yang berkontribusi dalam komitmen pengelolaan energi hijau, khususnya pada ekosistem aviasi.

Dari hasil uji terbang itu, Tim Peneliti PT LAPI ITB menyampaikan hasil bahwa SAF dengan jenis Bioavtur J2.4 pada tipe pesawat Boeing 737-800 menunjukkan respon pesawat baik dan terkendali. Hasil positif inipun memperkuat sinergi Pertamina dan Garuda Indonesia untuk memasuki tahap selanjutnya, yaitu rencana penggunaan SAF dalam penerbangan komersial.

Irfan yakin, kolaborasi ini sekaligus menjadi langkah awal misi berkelanjutan bagi ekosistem aviasi untuk bergerak semakin adaptif dalam menghadirkan kontribusi pada keberlangsungan lingkungan hidup,

"Garuda Indonesia siap untuk menjajaki penggunaan SAF tersebut pada lini operasional penerbangan komersial. Tentunya kesiapan tersebut akan diselaraskan dengan kajian implementasi SAF secara komprehensif terhadap kesiapan sektor korporasi dalam mengadaptasi penggunaan energi terbarukan ini, khususnya pada lini penerbangan komersial," ungkap Irfan.

Pada kolaborasi yang mengembangkan SAF sebagai salah satu cara terkait program transisi energi dalam pencapaian target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 mendatang, Pertamina dan Garuda Indonesia juga menggandeng Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, ITB, APROBI, BPDPKS, LEMIGAS, BRIN serta para anak usaha Pertamina dan Garuda Indonesia.

(rea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER