ANALISIS

Menimbang Keamanan Pasokan Beras Usai Jokowi Sorot Stok Bulog Kurang

CNN Indonesia
Rabu, 11 Okt 2023 07:14 WIB
Presiden Jokowi menyebut cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog masih kurang. Bagaimana keamanan pasokan beras RI?
Guru Besar dan Kepala Pusat Bioteknologi IPB sekaligus Associate Researcher CORE Dwi Andreas Santosa menilai pasokan beras Indonesia masih cukup dan masyarakat tidak perlu panik. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Sementara itu, Guru Besar dan Kepala Pusat Bioteknologi IPB sekaligus Associate Researcher CORE Dwi Andreas Santosa menilai pasokan beras RI aman. Karenanya, pemerintah tak perlu menambah impor 1,5 juta ton beras lagi.

Ia menjelaskan impor beras Bulog saat ini memang sudah sekitar 1,7 juta ton. Namun, masih ada yang sedang dalam perjalanan, sehingga total cadangan beras akan ada 2,3 juta ton.

Andreas sendiri memproyeksikan produksi beras tahun ini akan turun 5 persen atau sekitar 1,5 juta ton dibanding tahun lalu imbas el nino. Namun, penurunan ini masih bisa ditutupi oleh cadangan Bulog.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Produksi berkurang 1,5 juta ton, dan beras yang masuk 2,3 juta ton, itu cukup. Seharusnya kan cukup, berlebihan bahkan," ucapnya.

Lebih lanjut, Andreas tak heran pemerintah berencana mengimpor kembali 1,5 juta ton beras. Menurutnya, pemerintah sedang khawatir dengan kenaikan harga beras akhir-akhir ini.

Andreas berpendapat kenaikan harga beras tak hanya soal kekurangan pasokan. Tapi karena harga gabah kering panen alias GKP yang tinggi.

Berdasarkan data yang ia kantongi, harga GKP di Jawa saat ini berkisar Rp7.200 hingga Rp7.800 per kg. Andreas menyebut harga beras medium bisa naik ke level Rp15 ribu per kg dan beras premium Rp16 ribu per kg jika pemerintah tak melakukan intervensi pada harga gabah.

Namun, ia yakin pemerintah tak akan tinggal diam, sehingga harga beras relatif bisa dikendalikan.

Menurut Andreas, pemerintah tak perlu cemas berlebihan terhadap stok beras. Apalagi dengan bilang kalau negara importir mulai setop ekspor beras.

Andreas menilai hal ini malah menimbulkan kegelisahan di pasar. Alhasil, harga beras naik lagi.

"Kalau seperti itu, harga naik nggak? Naik. Karena psikologi pasar. Padahal, stok cukup," tutur Andreas.



(mrh/sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER