Kehadiran teknologi di era digital yang terus berkembang pesat berdampak positif bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Banyak UMKM lokal terbantu untuk bisa maju karena mendapat beragam solusi, mulai dari akses pelatihan, pendampingan, pemasaran produk, hingga terbuka lebar pintu ekspor ke pasar dunia berkat kehadiran platform pasar digital atau e-commerce.
Salah satu platform e-commerce yang terus berinvestasi dalam memfasilitasi perluasan pasar untuk UMKM lokal, yakni Shopee. E-commerce yang terkenal dengan kampanye tanggal kembar ini, terus membantu UMKM lokal melalui beragam program yang konsisten dihadirkan. Misalnya, Program Ekspor Shopee yang diprakarsai sejak 2019 silam telah mendatangkan berbagai cerita sukses bagi UMKM untuk bisa go global.
Kisah sukses itu salah satunya dirasakan Monica The Label. Monica sebelum sukses bersama Shopee, telah melakoni bisnisnya sejak masih duduk di bangku SMA. Kala itu, remaja yang bersekolah di Surakarta, Jawa Tengah ini menjajakan dagangan berupa baju muslim dan hijab, melalui ponselnya dengan metode broadcast message.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2017, Monica pun mengalihkan bisnisnya dengan menjual makanan kekinian saat itu, yakni Bakso Aci. Sayangnya, setelah kurang lebih dua tahun beroperasi, Monica harus menutup usaha kulinernya karena terdampak pandemi Covid-19.
"Waktu pandemi itu saya habis-habisan mas. Bukan hanya omzet berkurang, saya juga rugi sampai tidak bisa lagi bayar sewa warung bakso sampai akhirnya saya tutup," ujarnya.
Meski begitu, Monica tidak menyerah. Dengan sisa penghasilan yang ada, dia mulai melakukan riset untuk merencanakan bisnis selanjutnya. Hingga akhirnya dia memberanikan diri memulai bisnis pakaian wanita dan masuk ke Shopee dengan nama Monica The Label.
"Akhirnya bulan Juli 2021 bikin produk baju-baju basic untuk wanita untuk bahan jualan Monica The Label di Shopee," ungkap Monica.
Produk-produk Monica The Label sendiri mengusung konsep pakaian wanita basic, yang artinya tidak terpaku oleh sebuah tren mode sesaat. Dengan begitu produk-produknya bisa digunakan hampir setiap waktu dan kesempatan. Tentu saja, hal ini tujuannya untuk menggaet pangsa pasar yang lebih luas.
Monica bercerita, awal-awal bergabung dengan Shopee, bisnisnya tak sesuai eksepetasi. Penjualannya belum selaris saat ini. Waktu itu, dia mengaku produk-produk yang terjual setiap harinya tidak banyak, sekitar 5-10 orderan.
Namun berkat kesabaran dan memanfaatkan beragam fitur yang disediakan Shopee, perlahan tapi pasti, orderan yang datang semakin banyak. Hal itu berdampak pada omzetnya yang terus meningkat.
"Aku berusaha memaksimalkan beragaim fitur di Shopee kayak iklan, diskon, dan juga kerja sama endorse biar dapat orderan. Alhamdulillah, mulai bulan September 2021, omzetku naik terus, puncaknya itu waktu Lebaran tahun ini, omzetku naik hampir 3 kali lipat," ujar Monica.
Bukan hanya omzet yang meningkat, perempuan kelahiran Magelang 25 tahun lalu ini pun sempat kaget ketika baju-baju yang ia produksi, ternyata sudah mendapatkan pelanggan dari sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, hingga Brasil. Menurutnya, berkat Shopee produk-produknya bisa menembus pasar global tanpa perlu repot mengurus segala macam perizinan ekspor.
"Pertama kali tahu produk aku bisa terjual di luar negeri itu di Malaysia. Nggak nyangka banget karena produk yang dari Solo bisa dikirim sampai ke Malaysia. Bahkan nggak nyangka kalau prosesnya semudah itu, aku tidak perlu urus perizinan karena sudah dari Shopee semua," ungkap Monica.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, sederet investasi yang dilakukan Shopee berperan penting untuk mengembangkan ekspansi bisnis UMKM lokal ke pasar global. Berdasarkan data dari Shopee, hingga 2023 ini sudah 20 juta produk UMKM lokal yang sudah terjual hingga luar negeri.
Selain pemerintah, dukungan dari pihak swasta seperti Shopee, mampu membuat pelaku UMKM memperluas cakupan pasar mereka dan menjelajahi dunia bisnis internasional dengan lebih percaya diri.
Shopee sendiri sadar, UMKM lokal butuh pendampingan untuk bisa masuk dalam ekonomi digital dan bisa menembus pasar internasional. Karena itu Shopee pun membangun Kampus UMKM Shopee yang tersebar di 10 kota termasuk Solo, Bandung, Medan, Jakarta, Malang, Bali, Samarinda, serta Yogyakarta. Di setiap kampus disediakan pelatihan gratis serta berbagai fasilitas pendukung penjualan seperti studio foto dan studio live streaming.
Kampus UMKM Shopee sendiri menjadi tempat pelatihan dan pendampingan dengan fasilitas gratis yang bisa dipakai oleh setiap UMKM. Tidak heran, dalam 2 tahun terakhir, jumlah UMKM terlatih di Kampus UMKM Shopee meningkat hingga dua kali lipat, mencapai puluhan ribu UMKM. Selain itu, puluhan ribu produk UMKM juga berhasil menembus pasar ekspor setelah mengikuti pelatihan di Kampus UMKM ini.
Bulan lalu, Shopee juga menginisiasikan sebuah program yang bertajuk 'Gerakan Ekspor Serentak di 10 Kota'. Program ini bertujuan untuk melatih 1.000 UMKM lokal untuk bisa memahami seluk beluk penjualan online hingga bagaimana mereka bisa mengekspor produknya dengan cara yang sangat mudah.
Selain itu, untuk memastikan kapasitasnya dalam membantu pemasaran produk UMKM, Shopee juga meresmikan Gudang Ekspor yang terletak di Jakarta Barat. Gudang yang juga diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan ini setiap harinya mampu memproses puluhan ribu produk UMKM yang akan diberangkatkan ke berbagai negara di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.
(osc)