Pertamina Respons Jokowi soal BBM Naik Imbas Perang Israel-Palestina
PT Pertamina Patra Niaga merespons pernyataan Presiden Jokowi soal kemungkinan harga bahan bakar (BBM) akan naik imbas perang Israel-Palestina.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan kenaikan atau perubahan harga BBM subsidi Pertalite sepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah.
"Kalau BBM non-subsidi setiap bulan harganya sudah menyesuaikan dengan harga pasar," kata Fadjar kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/10).
PT Pertamina menyesuaikan harga BBM non subsidi per 1 Oktober 2023. Tidak hanya Pertamax, harga Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex juga naik.
Banderol Pertamax kini menjadi Rp14 ribu per liter untuk kawasan DKI Jakarta. Di kawasan ini Pertamax Green 95 juga naik menjadi Rp16 ribu per liter dari sebelumnya Rp15 ribu.
Pertamax Turbo juga mengalami kenaikan dari Rp15.900 per liter menjadi Rp16.600, Dexlite menjadi Rp17.200 per liter dari Rp16.350 dan Pertamina Dex dari Rp16.900 per liter menjadi Rp17.900 per liter.
Jokowi menyampaikan perang Palestina dan Israel kemungkinan akan memicu kelangkaan bahan energi, seperti yang pernah terjadi saat perang Rusia-Ukraina. Kelangkaan ia sebut bisa membuat harga BBM melonjak.
"Harga pangan itu menjadi naik gara-gara perang di Ukraina. Ini nanti harga energi bisa naik karena perang Palestina-Israel, harga energi itu artinya bensin, Pertamax, Pertalite, saya tidak ingin menakut-nakuti tetapi bisa kejadian karena kalau perang tidak selesai pasti harga BBM global pasti akan naik," kata Jokowi dalam pembukaan Rakernas Projo, Jakarta, Sabtu (14/10).