Diskon 50 Persen Biaya Transaksi Bursa Karbon Berakhir Besok

CNN Indonesia
Senin, 30 Okt 2023 19:20 WIB
OJK memastikan tidak memperpanjang diskon 50 persen biaya transaksi bursa karbon yang akan berakhir Selasa (31/10) besok.
OJK memastikan tidak memperpanjang diskon 50 persen biaya transaksi bursa karbon yang akan berakhir Selasa (31/10) besok. Ilustrasi. (Arsip OJK).
Jakarta, CNN Indonesia --

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan tidak akan memperpanjang insentif biaya transaksi bursa karbon. Insentif sebesar 50 persen tersebut akan selesai sesuai rencana, yakni pada Selasa (31/10) besok.

"(Insentif discount fee) ini akan berakhir di 31 Oktober dan kita terus me-review mengenai hal tersebut. Nampaknya kita akan stick kepada rencana kita dan akan tidak memperpanjang diskon tersebut," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers RDK OJK, Senin (30/10).

Kendati demikian, OJK masih memiliki satu insentif lainnya, yakni insentif pembebasan biaya menjadi pengguna jasa sampai September 2024 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan surat edaran (SE) Nomor SE-00013/BEI/09-2023 tentang Biaya Penggunaan Jasa Bursa Karbon. Dalam surat edaran tersebut, biaya transaksi unit bursa per karbon setiap pengguna jasa untuk beli dan pengguna untuk jual per transaksi berbeda.

Biaya transaksi jual dan beli sebesar 0,11 persen di pasar reguler. Sementara, biaya transaksi jual dan beli sebesar 0,22 persen untuk pasar lelang dan non-reguler atau marketplace.

Sejak diluncurkan hingga 27 Oktober 2023, tercatat 24 pengguna jasa yang mendapatkan izin. Sebelumnya, pada saat diluncurkan pada Selasa (26/9) lalu, total pengguna jasa tercatat sebanyak 16 perusahaan.

Inarno menjelaskan total volume tercatat sebesar 464.843 tCO2 (ton Unit Karbon) dan akumulasi nilai sebesar Rp29,45 miliar, dengan rincian 31,78 persen di pasar reguler, 5,48 persen di pasar negosiasi dan 62,74 persen di pasar lelang.

Dia mengatakan potensi bursa karbon masih sangat besar ke depan. Hal ini, ditandai dengan adanya 3.180 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan.

"Ke depan, potensi bursa karbon masih sangat besar," pungkas Inarno.

Bursa Karbon secara resmi diluncurkan oleh BEI pada Selasa (26/9) oleh Presiden Joko Widodo.

Pada hari pertama perdagangan, tercatat nilai transaksi perdagangan unit karbon senilai Rp29,20 miliar, dengan volume perdagangan sebanyak 459.953 tCO2 dan total transaksi sebanyak 27 transaksi. Serta, total pembeli sebanyak 15 pengguna jasa dan total penjual sebanyak satu pengguna jasa.

[Gambas:Video CNN]



(del/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER