Peringatan BPS soal Gejolak Harga Minyak Buntut Perang Israel-Hamas

CNN Indonesia
Kamis, 02 Nov 2023 07:17 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti rambatan gejolak harga minyak dunia imbas perang Israel-Hamas terhadap inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti rambatan gejolak harga minyak dunia imbas perang Israel-Hamas terhadap inflasi. Ilustrasi. (iStock/bomboman).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti rambatan gejolak harga minyak dunia imbas perang Israel-Hamas terhadap inflasi.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan harga minyak dunia mulai bangkit sejak Juli 2023 lalu. Pada akhirnya, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Oktober 2023.

"Keputusan penyesuaian harga BBM oleh PT Pertamina tentu dengan alasan kuat, termasuk tren kenaikan harga minyak mentah di global," katanya dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gejolak harga minyak di dunia tentu berkorelasi dengan situasi global, seperti adanya ketegangan Israel-Hamas, tren harga minyak dunia yang tentunya akan mempengaruhi harga domestik. Oleh karenanya, di bulan-bulan ke depan kemungkinan inflasi akibat situasi global akan dapat terlihat. Namun, hal ini juga sangat tergantung pada bagaimana pemerintah mengambil langkah-langkah pencegahannya," sambung Pudji.

Khusus Oktober 2023, BPS mencatat inflasi tahunan (year on year/ yoy) sebesar 2,56 persen. Sedangkan inflasi bulanan terealisasi 0,17 persen.

Pudji mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara yoy dari 112,75 menjadi 115,64. Ada juga peningkatan IHK secara bulanan dari 115,44 menjadi 115,64.

"Komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,46 persen dengan andil inflasi 0,09 persen (secara bulanan). Penyumbang utama inflasi tersebut adalah komoditas bensin, tarif angkutan udara, dan tarif air minum PAM," jelasnya.

Di lain sisi, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,41 persen dengan andil 1,39 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras dengan andil 0,85 persen, rokok kretek filter 0,19 persen, daging ayam ras 0,10 persen, bawang putih 0,07 persen, dan rokok putih 0,07 persen.

[Gambas:Video CNN]



(skt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER