Jokowi Tangkis Kritik Negara Tak Dapat Apapun dari Hilirisasi Nikel Cs

CNN Indonesia
Kamis, 02 Nov 2023 16:30 WIB
Presiden Jokowi tampak geram saat menjelaskan kepada pihak yang masih nyinyir soal hilirisasi nikel Cs dinilai tidak menguntungkan rakyat.
Presiden Jokowi tampak geram saat menjelaskan kepada pihak yang masih nyinyir soal hilirisasi nikel Cs dinilai tidak menguntungkan rakyat. (CNN Indonesia/Dhio Faiz Syarahil)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak geram saat menjelaskan keuntungan negara dari program hilirisasi nikel Cs. Ia kerap dinyinyiri bahwa rakyat tidak mendapat manfaat apapun dari program tersebut.

"Saya sering ditanya masyarakat, 'ekspor nikel dihentikan, terus yang kerjakan swasta, yang untung dia dong? Rakyat dapat apa?'. Saya sampaikan, negara ini enggak bisa bekerja kayak swasta, income, penerimaan negara itu dari pajak, bea ekspor, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)," jelasnya di hadapan 100 CEO di Kawasan IKN, Kalimantan Timur, Kamis (2/11).

"Saya sampaikan, negara memang tidak dapat keuntungan dari sana, tetapi negara dapat penerimaan dari pajak penghasilan (PPh) badan, PPh karyawan, royalti, PNBP, dividen, dapat banyak," imbuh Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendapatan yang masuk ke kas negara dari hilirisasi itulah yang kemudian digunakan untuk kepentingan rakyat. Jokowi menyebut penerimaan tersebut disalurkan kembali dalam bentuk dana desa, bantuan sosial, hingga pembangunan infrastruktur.

"Memang harus dijelaskan seperti itu, biar clear. Dipikir kita enggak dapat apa-apa? Dapat! Jadi, sekali lagi kerja sama dan kolaborasi sekarang menjadi kunci," tegasnya.

Sang Kepala Negara itu turut mengisahkan bagaimana dirinya kala itu mengalkulasi apakah smelter PT Freeport Indonesia harus dibangun di Jayapura atau Gresik. Meski Jokowi ingin tempat pemurnian baru PTFI dibangun di Papua, ternyata hitung-hitungan bisnisnya lebih cocok di Gresik, Jawa Timur.

Ia menegaskan keberadaan Freeport tidak bisa berdiri sendiri, meski sekarang 51 persen sahamnya dimiliki Pemerintah Indonesia. Jokowi menekankan pentingnya kerja sama antara negara dengan pihak swasta.

Jokowi memang rajin mendapat kritik dari banyak pihak soal hilirisasi, termasuk dari tanah air. Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menjadi salah satu pihak yang vokal mengkritik kebijakan Jokowi tersebut.

Faisal mengklaim lebih dari 90 persen keuntungan hilirisasi mineral Indonesia dinikmati oleh China. Bahkan, ia menyebut ganasnya pengerukan nikel membuat cadangan mineral tersebut akan habis dalam 13 tahun mendatang.

Padahal, cadangan nikel Indonesia adalah yang terbanyak. Menurut data data United States Geological Survey (USGS) yang dikutip Faisal, Indonesia dan Australia sama-sama punya cadangan nikel 21 juta metrik ton.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER