BPJS kesehatan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi penyelenggara dan tuan rumah acara Asia eHealth Information Network (AeHIN) 2023 yang digelar di Jakarta pada, Selasa(7/11).
Acara yang dihadiri perwakilan dari berbagai negara di Asia ini adalah untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan melalui teknologi digital.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengatakan, kemitraan erat antara BPJS Kesehatan dan Kemenkes telah membawa hasil positif dalam upaya mendukung perkembangan teknologi digital pada sektor kesehatan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antara lain seperti antrean online, akses riwayat medis, skrining riwayat kesehatan, dan penyederhanaan layanan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang rutin menjalani perawatan di rumah sakit. Inovasi-inovasi ini telah memberikan manfaat yang signifikan bagi para peserta JKN.
Misalnya, antrean online telah mengurangi waktu tunggu di rumah sakit dari 6 jam menjadi 2,5 jam. Kemudian, akses riwayat medis telah memudahkan dokter dan tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih tepat kepada peserta JKN.
Sementara skrining riwayat kesehatan membantu peserta JKN untuk mencegah penyakit kronis. Dan penyederhanaan layanan telah membuat perawatan bagi peserta JKN yang rutin menjalani perawatan di rumah sakit menjadi lebih efisien dan mudah diakses.
"Inovasi ini telah mengubah pengalaman peserta di fasilitas kesehatan, mengurangi waktu tunggu di rumah sakit yang sebelumnya bisa mencapai 6 jam menjadi hanya 2,5 jam. Ini adalah tonggak penting dalam meningkatkan efisiensi sistem kesehatan," ujar Ghufron.
Selain itu, Aplikasi Mobile JKN juga memungkinkan peserta untuk mengakses riwayat medis mereka dalam 12 bulan terakhir melalui i-Care JKN. Hal ini memudahkan dokter dan tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih tepat kepada peserta JKN.
"BPJS Kesehatan juga telah memperkenalkan berbagai inovasi lainnya, seperti skrining riwayat kesehatan, yang bertujuan sebagai upaya preventif bagi peserta JKN dalam mencegah penyakit kronis. Ini adalah langkah penting dalam upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan jangka panjang," kata Ghufron.
Ghufron juga menjelaskan saat ini BPJS Kesehatan juga telah melakukan penyederhanaan layanan bagi peserta yang rutin menjalani perawatan cuci darah, perawatan kejiwaan, kusta, tuberkulosis resisten obat (TB-MDR), kemoterapi, radioterapi, dan HIV/AIDS di rumah sakit.
Menurut dia, jika peserta JKN memiliki riwayat pelayanan di rumah sakit dan masih memerlukan layanan untuk kondisi tersebut, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar dapat merujuknya secara langsung ke rumah sakit yang sesuai. Langkah ini bertujuan untuk memberikan perawatan yang lebih efisien dan mudah diakses.
"Dalam upaya untuk mempermudah pembayaran iuran bagi peserta JKN, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 955.429 kanal pembayaran. Upaya ini juga menjadi bukti bahwa BPJS Kesehatan selalu berupaya memberikan kemudahan bagi peserta JKN dalam berbagai hal, termasuk upaya kolekting iuran," terang Ghufron.
Ghufron juga menyebut bahwa BPJS Kesehatan memiliki potensi sumber data yang sangat besar, yang dapat menjadi sumber informasi berharga bagi akademisi dan praktisi dalam perancangan kebijakan kesehatan yang lebih efektif.
"Data ini dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menganalisis, memahami, dan merancang kebijakan kesehatan. Tentu semua itu dalam rangka memajukan ekosistem Program JKN," papar Ghufron.
Sementara Menkes Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan pandangan positifnya tentang dampak dari digitalisasi dalam sektor kesehatan. Ia menjelaskan bahwa melalui digitalisasi, akses kesehatan akan menjadi lebih transparan, mudah dijangkau, dan berkualitas. Ini juga akan berdampak positif pada ketersediaan obat-obatan yang lebih luas di pasar.
"Dengan inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan data yang efektif, masa depan layanan kesehatan di Indonesia dan di seluruh Asia tampak semakin cerah," terang Budi.
Dalam kesempatan ini, Chairman AeHIN, Boonchai Kijsanayotin juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Indonesia saat menghadapi pandemi Covid-19. Dirinya mengapresiasi atas suksesnya Indonesia dalam menerapkan layanan digital saat pandemi berlangsung.
"Harapannya melalui kegiatan hari ini kita dapat saling bertukar pengalaman antar negara dalam menerapkan digitalisasi di bidang kesehatan. Apabila kita membantu teman, maka teman akan membantu kita," ujar Boonchai.
(inh)