KAI Mulai Gunakan Biosolar B30 untuk Bahan Bakar Kereta

CNN Indonesia
Jumat, 10 Nov 2023 22:00 WIB
KAI mulai menggunakan biosolar B30 untuk bahan bakar seiring dengan upaya perseroan mengedepankan prinsip-prinsip Environment, Social, Governance (ESG).
KAI mulai menggunakan biosolar B30 untuk bahan bakar seiring dengan upaya perseroan mengedepankan prinsip-prinsip Environment, Social, Governance (ESG). Ilustrasi. (Antara Foto/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mulai menggunakan Biosolar B30 untuk bahan bakar kereta api.

Biosolar merupakan BBM dengan campuran 30 persen bahan bakar dari sumber nabati, minyak kelapa sawit.

EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penggunaan B30 seiring dengan upaya KAI mengedepankan prinsip-prinsip Environment, Social, Governance (ESG).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kereta api merupakan moda transportasi yang berkelanjutan. Di era yang mengedepankan ESG ini, kereta api akan menjadi pendorong utama untuk angkutan berbasis environment," kata Agus melalui keterangan resmi, Jumat (10/11).

Agus menjelaskan Biosolar B30 memiliki emisi gas buang yang lebih rendah. Dengan begitu, KAI dapat membantu mengurangi polusi udara.

Ia bahkan menyebut di beberapa titik di Sumatera KAI sudah menggunakan Biosolar B35, yang berarti tingkat ramah lingkungannya lebih tinggi.

Agus menuturkan salah satu kelebihan kereta api yaitu kapasitasnya yang sangat besar. Satu gerbong bisa mengangkut 50 ton barang atau seukuran 2 truk kontainer.

Bahkan, kata dia, satu rangkaian KA angkutan batu bara di Sumatera bagian selatan dapat menarik 60 gerbong atau 3.000 ton sekaligus.

Jika diangkut truk butuh kurang lebih 120 truk. Hal ini tentu lebih ramah lingkungan karena penggunaan BBM yang lebih rendah dan minim polusi.

Selain menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, KAI juga melakukan beberapa langkah nyata untuk menerapkan ESG. Adapun langkah tersebut seperti penggunaan panel surya di stasiun dan perkantoran.

Tak hanya itu, KAI juga melakukan kegiatan-kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di bidang lingkungan hidup ataupun pendampingan UMKM.

Agus mengatakan KAI telah menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Stasiun Gambir dan gedung Jakarta Railway Center.

Ke depan, KAI akan memasang PLTS di 40 stasiun dan dua Balai Yasa. Menurut Agus, pemasangan solar panel ini merupakan upaya transisi energi yang dilakukan KAI untuk suplai listrik di berbagai aset KAI.

Sementara itu, KAI juga terus mendukung kemajuan UMKM di Indonesia melalui program TJSL. Agus menuturkan program itu di antaranya dengan memberikan bantuan permodalan, meningkatkan soft skill melalui pelatihan, serta mengikutsertakan dalam berbagai kegiatan pameran baik berskala nasional ataupun internasional.

Saat ini, total terdapat 660 mitra binaan aktif KAI yang tersebar di seluruh daerah operasional Jawa dan Sumatera. Adapun per Oktober 2023, KAI telah menyalurkan dana sebesar Rp3,8 miliar bagi UMKM binaannya melalui program kolaborasi.

"KAI menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap penerapan ESG. Melalui penerapan ESG, KAI bukan hanya menjadi pelopor dalam transportasi berkelanjutan, tetapi juga berperan dalam menciptakan nilai jangka panjang untuk semua pemangku kepentingan," tutup Agus.

Penerapan prinsip-prinsip ESG itu tak lepas dari kondisi keuangan KAI yang kuat. Hingga Kuartal III 2023, KAI berhasil mencetak laba bersih Rp1,51 triliun. Angka ini naik 20 persen dibandingkan periode yang sama 2022, yakni Rp1,26 triliun.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/wiw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER