Menteri ESDM Blak-blakan Nasib JETP Usai Jokowi Sindir Negara Maju

CNN Indonesia
Jumat, 17 Nov 2023 14:11 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan Indonesia tetap akan mengambil pendanaan dari Just Energy Transition Partnership (JETP).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan Indonesia tetap akan mengambil pendanaan dari Just Energy Transition Partnership (JETP). (Brook Mitchell/Pool via REUTERS/File Photo).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan Indonesia tetap akan mengambil pendanaan dari Just Energy Transition Partnership (JETP).

"Jadi (JETP danai transisi energi Indonesia). Cuma kan kita minta 5 program. Early retirement, transmission, baseload renewable, kemudian renewable yang tidak base load, dan ekosistemnya. Nanti kita gali lagi itu, terutama transmisi yang harus kita sempurnakan," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (17/11).

"Dananya sih ada, cuma kan ya hampir sama seperti dana komersial. Jadi, persyaratan memang. Kemarin juga dipertanyakan oleh Pak Presiden (Jokowi) ke Pak Biden (Presiden AS) bahwa harus ada sumber dana yang beban bunganya memudahkan, tidak seperti commercial financing," tegas Arifin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan transmisi listrik di Indonesia tidak akan kunjung tersambung jika hanya mengandalkan kas negara. Oleh karena itu, pemerintah perlu bekerja sama dengan swasta.

Arifin mengakui kerja sama dengan swasta memang harus cuan. Meski begitu, ia menyebut pihak swasta tidak boleh mengambil untung berlebih atau merugi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan di hadapan mahasiswa dan pengajar Stanford University, AS bahwa komitmen transisi energi Indonesia tak perlu diragukan. Ia menyebut Indonesia 'Walk the talk, not talk the talk'.

"Namun, kita tahu semuanya sampai saat ini, sampai saat ini yang namanya pendanaan iklim (transisi energi) masih business as usual, masih seperti commercial bank. Padahal seharusnya lebih konstruktif, bukan dalam bentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun berkembang," ucap Jokowi dalam Kuliah Umum di Stanford University, AS pada Rabu (15/11).

"Kita tahu dunia kini tengah sakit. Perubahan iklim dan transisi energi adalah isu yang sangat-sangat mendesak. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah negara-negara di dunia memiliki komitmen untuk bertanggung jawab dan mengambil peran?" tanya Jokowi.

Ia menekankan pentingnya pendanaan dan transfer teknologi dalam urusan transisi energi. Jokowi menyebut negara berkembang butuh investasi yang sangat besar.

Sang Kepala Negara menuntut transfer teknologi dan kolaborasi dari para negara maju, termasuk investor yang masuk ke tanah air. Harapannya, transisi energi tetap menghasilkan energi murah yang terjangkau masyarakat.

Jokowi juga menegaskan pentingnya JETP. Ia meminta Biden mendukung pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia.

JETP merupakan janji dari negara maju alias G7 untuk mendanai transisi energi Indonesia. Pendanaan JETP sebesar US$20 miliar atau setara Rp314 triliun disepakati dalam KTT G20 di Bali pada November 2022 lalu. Sayang, pendanaan tersebut ternyata bukan berbentuk hibah, melainkan pinjaman alias utang.

[Gambas:Video CNN]



(skt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER