Harga Minyak Menanjak Jelang Pertemuan OPEC

CNN Indonesia
Selasa, 28 Nov 2023 10:05 WIB
Harga minyak menguat pada Selasa (28/11) pagi menjelang pertemuan OPEC pekan ini.
Harga minyak menguat pada Selasa (28/11) pagi menjelang pertemuan OPEC pekan ini. Ilustrasi. (iStock/bomboman).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak menguat pada Selasa (28/11) pagi, waktu Singapura. Kenaikan menghentikan penurunan beruntun multi-sesi menjelang pertemuan penting OPEC+.

Pertemuan itu diperkirakan menghasilkan kesepakatan untuk memperbesar pengurangan produksi minyak di tengah kekhawatiran pasokan yang secara konsisten lebih tinggi daripada permintaan.

Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent naik 45 sen, atau 0,6 persen, menjadi US$80,43 per barel pada 01.52 GMT.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar 43 sen atau 0,6 persen pada US$75,28 per barel, setelah jatuh selama tiga sesi berturut-turut.

OPEC+, yang menggabungkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, akan mengadakan pertemuan tingkat menteri secara online pada 30 November untuk membahas target produksi pada 2024.

"Minyak mentah naik tajam pada awal perdagangan di tengah laporan bahwa OPEC akan mengurangi kuota produksinya," kata ANZ Research dalam catatan kliennya pada Selasa (28/11) seperti dilansir Reuters.

Kelompok tersebut, yang pada pekan lalu menunda pertemuan untuk mengatasi perbedaan pendapat mengenai target produksi bagi produsen di Afrika yang menyebabkan anjloknya harga minyak, kini semakin mendekati kompromi, kata empat sumber OPEC+ kepada Reuters pada Jumat lalu.

Hal itu berpotensi membantu pemimpin de facto Arab Saudi untuk unggul, mendekati konsensus mengenai pengurangan produksi minyak yang lebih dalam.

Analis juga menilai produksi yang kuat oleh negara-negara non-OPEC seperti Amerika Serikat juga menambah tekanan pada harga.

"Arab Saudi mungkin terhibur karena harga bensin AS telah turun selama 60 hari berturut-turut. Hal ini mungkin melunakkan penolakan AS terhadap tindakan apa pun untuk memperketat pasar minyak dan mendukung harga," kata ANZ.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER