Program TJSL Pertamina untuk Pemberdayaan Masyarakat Tampil di COP28

Pertamina | CNN Indonesia
Senin, 04 Des 2023 14:38 WIB
Pertamina menampilkan tiga program TJSL dalam kegiatan COP28 Dubai, UEA, yakni Desa Energi Berdikari, Desa Wisata Pertamina, dan Hutan Pertamina.
Pertamina menampilkan tiga program TJSL di COP28 Dubai, UEA dalam diskusi di Paviliun Indonesia, yakni Desa Energi Berdikari, Desa Wisata Pertamina, dan Hutan Pertamina. (Foto: Arsip Pertamina).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) menghadirkan tiga program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) untuk pemberdayaan masyarakat dan transisi energi di Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB 2023 atau Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab. Ketiga program tersebut adalah Desa Energi Berdikari, Desa Wisata Pertamina, dan Hutan Pertamina.

Corporate Secretary Pertamina Brahmantya S. Poerwadi mengatakan tiga program TJSL tersebut merupakan upaya perseroan dalam memberikan manfaat sosial untuk masyarakat.

"Pertamina adalah badan usaha yang menyuplai minyak dan gas terbesar di Indonesia, sehingga kami ingin berperan ke masyarakat," kata Brahmantya dalam diskusi panel bertajuk 'Community Empowerment for the National Energy Transition' di Paviliun Indonesia, Sabtu (2/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebutkan, Pertamina memiliki 76 program komunitas untuk Desa Energi Berdikari (DEB). Rinciannya, 57 program merupakan program pembangkit listrik tenaga surya, 12 program pengelolaan sampah menghasilkan gas metana dan biogas, empat program energi mikrohidro, dua program konversi energi biodiesel dari limbah rumah tangga, serta satu program pembangkit listrik tenaga campuran angin dan surya.

Program DEB menghasilkan total energi 287.519 Wp dari pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga hybrid (matahari dan angin), dan mikro hidro. Selain itu juga menghasilkan 609.000 m3 per tahun dari gas methane dan biogas, serta 6.500 liter bio diesel per tahun.

Program ini juga telah memberikan keuntungan bagi 4.113 rumah tangga dengan total dampak ekonomi sebesar Rp1,93 miliar per tahun serta mengurangi emisi sebesar 714.859 ton CO2eq per tahunnya.

"Pertamina berkolaborasi dengan berbagai elemen pemangku kepentingan, karena Pertamina meyakini energi bersih dan mudah diakses, akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian berkelanjutan," jelas Brahmantya.

Salah satu contoh keberhasilan program DEB adalah di Desa Keliki, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali yang memiliki kapasitas energi 28 kilowatt peak dengan total pengurangan emisi sebesar 36 ton CO2eq per tahun. Di desa ini, pengelolaan limbah, desa ramah lingkungan, dan agrikultur menjadi tiga poin utama.

Warga Desa Keliki dan sekitarnya dapat mengurangi limbah organik hingga lebih dari 180 ton per tahun, menghemat biaya air, dan listrik lebih dari Rp60 juta per tahun.

"Tenaga suryalah yang mengoperasikan fasilitas pengelolaan limbah dan tujuh irigasi atau subak di Desa Keliki," ungkap Brahmantya.

Program kedua, yakni Program Desa Wisata untuk mewujudkan masyarakat mandiri berkelanjutan yang telah dilaksanakan di 50 desa wisata di seluruh Indonesia, dengan total penerima manfaat sebesar 5.500 orang dan peningkatan ekonomi masyarakat hingga Rp600 juta per tahun.

Program ini mendukung pemerintah untuk menargetkan destinasi pariwisata super prioritas, dimana saat ini Pertamina mendukung pengelolaan 794 homestay yang merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Sementara itu, program ketiga yakni Program Hutan Pertamina merupakan upaya Pertamina untuk konservasi dan reboisasi hutan dengan penanaman pohon mangrove dan pohon daratan.

Saat ini, Pertamina memiliki 267 program keanekaragaman flora, temasuk merawat 6 juta lebih tanaman bakau (mangrove) dan tanaman daratan lainnya.

Program ini mengurangi emisi 120 ribu ton CO2eq per tahun. Hutan Pertamina ini juga mampu menambah pendapatan masyarakat sebesar Rp1,8 miliar per tahun dan memiliki multiplier effect kepada 4.783 penerima manfaat.

Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat

Kolaborasi Pertamina dalam memberdayakan masyarakat misalnya terletak pada upaya pelestarian bambu.

Ketua Environmental Bamboo Foundation Monica Tanuhandaru menceritakan pengalamannya berkolaborasi dengan Pertamina. Aktivitas ini dilakukan melalui pembuatan platform satu peta yang mendata seluruh vegetasi bambu, termasuk pemetaan ekologis dan keterlibatan masyarakat.

"Kami bisa melihat stok penyimpanan karbon dan potensi biodiversitasnya," tutur Monica.

Ia menambahkan, bambu dapat digunakan menjadi biofuel, biomassa, dan bioenergi. Bersama Pertamina, Environmental Bamboo Foundation mengembangkan ekonomi restoratif, yaitu upaya menyeimbangkan ekonomi dengan perlindungan untuk keberlanjutan lingkungan.

Pada sesi diskusi yang sama, Program Officer International Renewable Energy Agency (IREA) Ilina Stevanova menambahkan ketahanan energi berbasis masyarakat adalah faktor krusial dalam transisi energi.

Upaya transisi energi membutuhkan penerimaan dan dukungan publik. Sehingga, strategi yang memaksimalkan modal sosial dan memberdayakan masyarakat akan mendukung tercapainya target-target transisi.

Sementara, Direktur Geotermal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Harris Yahya pun sepakat bahwa keterlibatan masyarakat untuk pengembangan EBT sangat penting. Terlebih, Indonesia memiliki potensi EBT yang beragam.

(osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER