Anggota DPR Minta Erick Thohir Bantu Selesaikan Utang BUMN ke Vendor
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanty meminta Menteri BUMN Erick Thohir membantu menyelesaikan utang perusahaan pelat merah ke sejumlah vendor.
Ia menyebut tumpukan utang tersebut akan menjadi bagian dari pokok penilaian performa Erick sebagai menteri. Ia juga menyinggung soal utang pemerintah terkait PON XX Papua 2021 kepada vendor yang disebut belum dibayar hingga kini.
"Saya juga pengusaha Pak, saya diutangi Pekan Olahraga Nasional (PON), belum dibayar Rp112 miliar. Seriously PON Papua (PON XX Papua 2021), perusahaan saya belum dibayar Rp112 miliar. Pemerintah nih kalau utang enak benar, padahal sudah mau PON berikutnya," ucap Evita geram dalam rapat kerja dengan Erick Thohir di DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (4/12).
"Utang ini harus diselesaikan. Sama dengan utang-utang (BUMN) kepada vendor, sebelum masa Pak Erick berakhir di Kementerian BUMN," tambahnya.
Lihat Juga : |
Erick lantas merespons desakan para anggota Komisi VI DPR RI soal kewajiban membayar utang kepada vendor. Meski tidak merespons secara spesifik tagihan utang Evita, Erick mengatakan kewajiban negara itu perlu dibahas lebih lanjut dalam panitia kerja (panja) bersama Komisi VI.
Ia menegaskan pembahasan utang vendor melalui panja adalah kesepakatan rapat sebelumnya, yakni antara Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI.
"Mungkin setelah proses pemilu saja kita bisa dorong (pembahasan panja soal utang ke vendor), karena kita ingin bisa memetakan bersama seberapa dalam mengenai vendor ini daripada selalu lempar-lemparan," dalih Erick.
"Memang tadi kita sudah ada dispute, kita coba, tapi vendor ini saya rasa kita coba sama-sama telisik lebih dalam mana isu yang lebih dalam. Kita tidak ingin melempar tangan, tapi sama-sama berikan tangan dan solusi kepada direksi yang ada," tandasnya.
Selain utang vendor, BUMN khususnya Karya juga terjerat tumpukan utang. Bahkan, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla juga sempat menagih utang BUMN kepada Kalla Group.
JK tidak mengetahui pasti penyebab perusahaan pelat merah itu belum membayar utang ke perusahaannya selama 3 tahun belakangan. Total utang BUMN itu menembus Rp300 miliar.
"Perusahaan kami malah sudah tiga tahun senilai Rp300 miliar belum dibayar-bayar," sebut JK dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh sang Jubir Husain Abdullah kepada CNNIndonesia.com pada Oktober 2023 lalu.
"Pemerintah dalam hal ini pemegang saham harus menjamin (membayar) utang itu. Karena biasanya, pemegang saham selalu yang bertanggung jawab," imbuh JK.
Di hadapan para wakil rakyat, Erick mengatakan sudah punya strategi besar membenahi BUMN Karya. Peta jalan yang dibuatnya diklaim akan merampungkan sengkarut BUMN Karya dalam 3 tahun ke depan.
Kendati, Erick mengaku belum bisa membuka rencana tersebut kepada publik. Ia baru bersedia menjelaskannya kepada para pimpinan Komisi VI DPR RI.
"Saya belum bisa cerita secara terbuka, tapi nanti saya bicara sama pimpinan. Saya sudah menghadap Bapak Presiden (Joko Widodo) dan Ibu Menteri Keuangan (Sri Mulyani), mesti ada bantuan tangan pemerintah untuk restrukturisasi, tidak bisa kami sendiri," tuturnya.