Raksasa perbankan Amerika Serikat (AS) Wells Fargo akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya tahun depan.
CEO Wells Fargo Charles Scharf menyampaikan perusahaan telah menyiapkan pesangon sebesar US$750 juta atau Rp11,6 triliun (kurs Rp15.514 per dolar AS).
"Kami memperkirakan pesangon sebesar US$750 juta hingga kurang dari US$1 miliar pada kuartal keempat yang tidak kami antisipasi, hanya karena kami ingin terus fokus pada efisiensi," kata Scharf kepada investor dalam konferensi Goldman Sachs, dikutip CNBC, Selasa (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Scharf mengatakan langkah PHK dapat membuat perusahaan membukukan biaya pesangon yang besar pada kuartal keempat tahun ini. Namun, perusahaan menolak mengatakan berapa banyak jumlah pekerja yang akan dipangkas.
Lihat Juga : |
Wells Fargo merupakan bank terbesar keempat di AS berdasarkan aset. Namun bank ini termasuk yang paling aktif dalam melakukan PHK pada tahun ini.
Bank tersebut telah memangkas sekitar 11.300 pekerja atau 4,7 persen dari total jumlah pekerja sejauh ini pada 2023. Pada September, bank tercatat memiliki 227.363 karyawan.
Scharf mengatakan efisiensi perlu dilakukan sambil terus berinvestasi di bidang yang menghasilkan pendapatan termasuk kartu kredit dan pasar modal.
Di bawah kepemimpinan sebelumnya, karyawan Wells Fargo telah menyebar ke seluruh negeri. Namun sekarang Scharf ingin mereka berada di dekat salah satu pusat kantor bank.
Salah satu sumber mengatakan pekerja yang tidak memilih untuk pindah mungkin akan kehilangan pekerjaan mereka.
Namun di tengah langkah PHK, Scharf mengklaim bahwa konsumen maupun dunia usaha tetap bertahan dengan baik.
Sementara itu, industri perbankan AS telah mengurangi pekerja dalam satu tahun terakhir karena menghadapi kenaikan biaya pendanaan, kemerosotan transaksi di Wall Street yang berkepanjangan, dan kekhawatiran atas kerugian pinjaman.
Para pemimpin Wall Street termasuk Scharf dan CEO Morgan Stanley James Gorman bahwa mengatakan tingkat pengurangan karyawan yang sangat rendah telah membuat mereka kewalahan.