Harga minyak turun ke level terendah dalam enam bulan pada Kamis (7/12).
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 25 sen ke level US$74,05 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 4 sen ke level US$69,34.
Itu merupakan penutupan terendah bagi kedua patokan minyak mentah tersebut sejak akhir Juni. Penurunan terjadi karena investor khawatir permintaan energi di Amerika Serikat (AS) dan China bakal melemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari China kekhawatiran muncul karena kondisi ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut. Kekhawatiran terhadap perekonomian China dikhawatirkan membatasi kenaikan harga minyak.
Apalagi di saat bersamaan data Bea Cukai Chinamenunjukkan bahwa impor minyak mentah pada November turun 9 persen dari tahun sebelumnya karena tingkat persediaan yang tinggi, indikator ekonomi yang lemah, dan melambatnya pesanan dari penyulingan independen yang menyebabkan melemahnya permintaan.
"Dengan importir minyak terbesar dunia (China) menutup dahaganya terhadap minyak mentah, tekanan tetap ada pada harga karena produsen terbesar, Amerika Serikat, terus melanjutkan produksinya," kata Analis PVM Oil, John Evans.
Minyak juga mendapatkan beban dari produksi di AS yang masih mendekati rekor tertinggi.
Administrasi Informasi Energi AS pada Rabu (6/12) menunjukkan bahwa produksi minyak AS tetap mendekati rekor tertinggi dengan lebih dari 13 juta barel per hari.
Stok bensin AS juga naik 5,4 juta barel menjadi 223,6 juta barel pada pekan lalu. Jumlah itu lebih dari lima kali lipat peningkatan yang diperkirakan.