Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan membantu menjelaskan dengan 'bahasa langit' manfaat pembangunan jalan tol di era Presiden Joko Widodo, termasuk Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan DJKN Kemenkeu Meirijal Nur awalnya menjelaskan strategi pembangunan infrastruktur Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Ia menyebut dampak pembangunan infrastruktur di Indonesia, antara lain menghubungkan kawasan produksi dengan distribusi, mempermudah ke akses kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya contoh saja, ini kan bahasanya agak bahasa langit. Saya kasih contoh satu deh yang lebih praktikal, ketika tersambungnya Palembang dengan Lampung lewat Tol Trans Sumatera," tuturnya dalam Media Briefing di Aula DJKN, Jakarta Pusat, Jumat (8/12).
"Dulu waktu sebelum ada tol, Palembang-Lampung 10 jam atau 11 jam, itu daerah rawan. Jalan lintas Sumatra itu banyak bajing loncat, rampok di tengah jalan, tidak aman, lama lagi. Begitu ada Tol Trans Sumatra, Palembang-Lampung itu ditempuh dalam 2 jam sampai 3 jam. Itu contoh yang sangat terasa dampaknya," tegas Meirijal.
Meirijal menegaskan kehadiran jalan tol tersebut membuat Lampung kebanjiran turis lokal dari Palembang. Bahkan, ia mengklaim orang sugih dari Palembang banyak yang berlibur ke Lampung.
Ia menyebut para turis Palembang itu meningkatkan permintaan oleh-oleh dari Lampung. Bahkan, Meirijal mengklaim suatu waktu pisang Lampung sampai habis diborong turis Palembang.
"Jadi, nilai tambah ekonominya di situ. Berapa logistic cost dan pertumbuhan regional akibat adanya infrastruktur terbangun. Ini tujuan RPJMN kita dan pemerataan ekonomi," tandasnya.
Proyek tol era Jokowi kerap dikritik beberapa pihak. Salah satu sosok yang vokal mengkritik Jokowi adalah calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan.
Bahkan, Anies terang-terangan menyindir pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Ia mengatakan lebih baik menghadirkan fasilitas transportasi umum kereta double track ketimbang membangun tol.
Anies menganalogikan kereta api merupakan kendaraan untuk semua lapisan masyarakat. Selain hemat biaya, kereta api juga dapat membuat para penggunanya saling berbagi ruang.
"Naik kereta api, kita bisa belajar berbagi ruang. Di dalam kereta api, yang kaya dan miskin duduk setara bersama," ujar Anies saat dialog kebangsaan di Universitas Malahayati di Kota Bandarlampung, Kamis (7/12).
"Tanpa disadari, pembangunan jalan tol membuat terseleksi pemakainya. Kalau kereta api itu, adalah kendaraan rakyat yang mempersatukan sehingga siapa saja bisa menggunakan kereta api," imbuhnya.
(skt/agt)