Merdeka Copper Gold Manfaatkan Sisa Tambang Buat Produk Baru

CNN Indonesia
Rabu, 13 Des 2023 22:30 WIB
MDKA berencana memanfaatkan sisa tambang yang hampir habis masa operasinya untuk membuat produk baru. (Dok. Merdeka Copper)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) serta anak perusahaannya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), berencana untuk melakukan transisi dari operasi berjangka pendek ke operasi berjangka panjang. Salah satunya, memanfaatkan sisa tambang yang hampir habis masa operasinya untuk membuat produk baru.

Menurut General Manager Corporate Communications MDKA Tom Malik langkah ini dilakukan dalam rangka mengusung konsep perusahaan yang sustainable atau berkelanjutan.

"Kami memang perusahaan Merdeka Copper Gold dan MBMA sedang bertransisi dari proyek-proyek atau operasi-operasi yang lebih berjangka pendek ke operasi-operasi jangka panjang," ucap Tom dalam acara media gathering di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (13/12).

Tom menjelaskan umur Tambang Tembaga Wetar yang dikelola oleh MDKA sudah mulai berhenti produksi pada 2024. Namun MDKA berencana untuk memperpanjang proyek sampai 10 tahun ke depan dengan memanfaatkan sisa penambangannya untuk menjadi produk baru lainnya.

"Dengan pemanfaatan sisa tambang ini bisa memperbanyak umur," katanya.

Ia mencontohkan tambang emas di Banyuwangi, yakni tambang Tujuh Bukit yang sudah beroperasi dari 2017 dan jelang masa akhir produksi. Namun, di bawahnya ada kandungan tembaga cukup besar yang belum diolah.

"Di bawahnya ada kandungan tembaga yang cukup masif, salah satu kandungan tembaga terbesar di dunia yang belum diolah. Jadi nantinya kalau mulai beroperasi akan menjadi tambang tembaga nomor tiga di Indonesia," jelas Tom.

Chief of External Affairs MDKA Boyke P. Abidin mengatakan MDKA akan memanfaatkan sisa hasil produksi di Pulau Wetar untuk mengembangkan proyek acid, iron, metal (AIM) di Morowali, Sulawesi Tengah.

"Jadi Pulau Wetar sendiri, kita sudah menambang dari 2018, produknya adalah tembaga. Kita punya kewajiban untuk yang namanya konservasi mineral. Kita buktikan dengan teknologi menjadi proyek AIM, acid iron metal. Dan industrinya ada di Morowali," ucap Boyke dalam kesempatan yang sama.

"Jadi proyek di Pulau Wetar itu yang harusnya 2024 ini berakhir penambangannya, kita extend life of project-nya. Artinya perusahaannya itu sampai 10 tahun ke depan dengan memanfaatkan sisa penambangannya untuk menjadi produk baru produk lainnya," tegas dia lebih lanjut.

Selain itu, Direktur HR MDKA Titin Soepeno juga mamaparkan bahwa perusahaannya berkomitmen dalam mengedepankan kesejahteraan pegawai dengan memberikan sejumlah fasilitas, termasuk rumah subsidi berbentuk camp.

Ia mulanya bercerita ada salah satu pemegang saham MDKA yang punya inisiatif membantu para pegawai yang bekerja di area pertambangan dengan menyediakan rumah subsidi.

"Saya diskusi dengan pemegang saham. Saya diskusi dengan pemegang saham, ada yang minta tunjangan flying camp. 'Minta berapa bu?' Rp20 ribu per hari. Terus jawaban pemegang salam, 'kasih 60 ribu per hari. Kasihan, mereka tinggal di tengah hutan'," kata Titin.

"Kita ada program dengan DP Rp1 juta sudah bisa memiliki rumah. Bukan hanya untuk pegawai, tapi juga untuk masyarakat sekitar. Jadi saya terharu keberadaan perusahaan kita di sana, bukan hanya pembantu pegawai kita, tapi juga masyarakat sekitar," lanjut dia.

Tak hanya itu, Titin juga menyampikan Merdeka Copper Gold berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan beragam. Oleh sebab itu pihaknya menciptakan sejumlah program yang berfokus untuk kesejahteraan pegawai perempuan hingga pegawai penyandang disabilitas.

"Kita lingkungan kerjanya safe, diverse, engage. Kita banyak sekali program wellness dari sisi physical, ada medical doctor program, ada psikolog, kita berikan gratis buat teman-teman, ada club-club macam-macam, club badminton, food stall, dan sebagainya. Itu bagian dari kita menciptakan lingkungan kerja yang orang nyaman, betah," ungkap Titin.

(del/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK