Dirut Pertamina: Percepatan Transisi Energi Wujudkan Ketahanan Energi
PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk melakukan percepatan transisi energi di Indonesia. Implementasi transisi energi tersebut dapat mewujudkan ketahanan energi nasional sekaligus mendorong tercapainya target pengurangan emisi karbon menuju Net Zero Emission (NZE).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, untuk mencapai target ketahanan energi dan NZE tersebut, Pertamina Group melakukan berbagai inisiatif penurunan emisi, serta membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh pihak.
"Percepatan transisi energi di Indonesia bukan hanya upaya untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk mewujudkan ketahanan energi," ujar Nicke dalam sambutannya di ajang CNBC Indonesia Awards 2023, di Hotel Westin Jakarta, Rabu (13/12).
Pertamina Group sendiri dalam acara tersebut menyabet lima penghargaan sekaligus. Rinciannya, Pertamina sebagai holding company mendapat penghargaan Most Compliance Company in GCG Principle (GCG Award).
Bahkan Nicke juga didapuk dengan penghargaan The Most Influential Woman In Energy Transition.
Sementara tiga penghargaan lainnya diraih tiga Subholding Pertamina. Yakni, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) meraih Best Value Creation in Geothermal Business Energy.
Kemudian PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Subholding Refining & Petrochemical (R&P) menyabet Leading Company on Biofuel. Terakhir, PT Pertamina International Shipping (PIS) Subholding Integrated Marine Logistics (IML) mendapat Most Leading Shipping Company in Global Business Expansion.
Penghargaan tersebut diserahkan CEO CT Corp Chairul Tanjung kepada Nicke Widyawati. Gelaran ini merupakan apresiasi bagi instansi, korporasi maupun insan inspiratif di bidang ekonomi dan pembangunan.
Nicke menyampaikan terima kasih sekaligus apresiasi atas penghargaan yang diberikan kepada Pertamina Group. Misalnya Most Compliance Company in GCG Principle (GCG Award), menurut Nicke penghargaan ini sangat penting bagi Pertamina.
"Karena Pertamina mengelola pendapatan sebesar Rp1.338 triliun pertahun. Jadi GCG ini wujud amanah kami dalam menjalankan ini," ujar Nicke.
Terkait penghargaan untuk Subholding PNRE, yakni geothermal, lanjut Nicke, juga tak kalah penting.
Menurutnya, sebagai negara yang kaya akan sumber daya panas bumi (geothermal), hal ini penting dalam upaya transisi energi. Sama halnya dengan biofuel, yang dikembangkan oleh PT KPI Subholding R&P, sebagai upaya untuk mandiri secara energi.
"Karena dengan mencampur 35 persen dalam diesel bioenergi, maka kita bisa menghemat neraca perdagangan kita yang selama ini import, kita kurangi sebesar Rp122 triliun per tahun," tutur Nicke.
"Dan ini bisa menurunkan emisi 28 juta tonCO2 emision pertahun. Jadi dampak bagi neraca perdagangan indonesia dan juga emisi sangat besar," tambah Nicke.
Nicke juga mengapresiasi PT PIS Subholding IML yang telah berhasil menambah 50 jalur internasional.
Sedangkan untuk Most Influential Woman In Energy Transition yang diberikan kepadanya, Nicke berpandangan, penghargaan ini merupakan motivasi bagi seluruh perempuan di Tanah Air. Bahwa perempuan juga mampu memimpin industri yang mayoritas di dominasi oleh laki-laki.
"Sebagai perempuan saya mau kasih semangat, bahwa di male dominated industry, perempuan juga bisa jadi pemimpin. Banyak enginner perempuan berprestasi. Penghargaan ini juga ditujukan untuk perwira dan manajemen Pertamina yang mau dipimpin oleh perempuan," ungkap Nicke.
Lebih lanjut Nicke bersyukur, memiliki jajaran yang luar biasa dalam berkolaborasi. Hingga pada akhirnya Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia masuk dalam global fortune 500, serta mendapatkan penghargaan nomor satu secara dunia terkait ESG performance, untuk kategori integrated oil and gas company.
"Artinya dengan penghargaan ini kita sepertinya sudah di dalam track yang benar. Tinggal kita akselerasi semuanya untuk lebih mempercepat lagi seluruh transisi energi dan juga memberikan dampak yang lebih besar lagi," tutup Nicke.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG's). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
(ory)