Senyum Sri Mulyani Usai Diseret Prabowo ke Debat Capres

CNN Indonesia
Selasa, 09 Jan 2024 14:06 WIB
Menkeu Sri Mulyani merespons tudingan Menhan Prabowo Subianto yang menyebut penurunan indeks perdamaian RI karena anggaran tak disetujui Kemenkeu dengan senyum.
Menkeu Sri Mulyani merespons tudingan Menhan Prabowo Subianto yang menyebut penurunan indeks perdamaian RI karena anggaran tak disetujui Kemenkeu dengan senyum. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani merespons pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menyeretnya ke kasus penurunan Indeks Perdamaian RI dalam debat calon presiden yang dihelat Minggu (7/1) lalu dengan senyum.

Hal itu dilakukannya saat ditanya wartawan di Kompleks Istana Negara pada Selasa (9/1) ini. Tanpa mengucapkan satu katapun, ia langsung meninggalkan wartawan dan masuk ke mobilnya.

Prabowo menyeret nama Sri Mulyani pada debat ketiga calon presiden usai terpantik pertanyaan Ganjar Pranowo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada segmen 5 debat, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bertanya kepada Prabowo. Ia memaparkan sejumlah data, mulai dari Global Peace Index (GPI), Global Militarisation Index (GMI), hingga Minimum Essential Force (MEF) yang turun di masa Prabowo menjadi menteri pertahanan.

Pertanyaan itu dilontarkan, Ganjar usai ia dibuat 'panas' oleh ucapan Prabowo yang menyebut datanya dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan tak benar. Ganjar mempersilakan Prabowo untuk mendebat data-data tersebut, bahkan mengizinkan jika harus dibantu staf.

"Global Peace Index kita, menurut sumber Institute for Economic and Peace, kita turun, Pak. Kalau mau di-close up boleh. Saya bawakan ini (data) dari rumah. Mari kita bicara data yang benar. Global Militarization Index kita, sumbernya Bonn International Center for Conflict Studies, turun. Semua skornya ada," tutur Ganjar.

"Kapabilitas militer kita, ini dari Lowy Institute Asia Power Index, turun. Proporsi anggaran pertahanan kita, sumbernya IISS Military Balance Plus, turun. Pak Prabowo, saya mau bertanya kepada Bapak, termasuk kemudian capaian MEF kita hanya 65,49 persen dari target 79 persen. Mengapa terjadi penurunan dan apa solusinya?" sambungnya.

Prabowo menjawab pertanyaan tersebut dengan dalih ada masalah anggaran yang membuat rencana strategis (renstra) Kemenhan tak sesuai keinginannya.

Akan tetapi, Prabowo sama sekali tak menyinggung data-data yang disampaikan Ganjar, mulai dari GPI hingga MEF. Pasangan Gibran Rakabuming Raka itu malah membahas soal pesawat bekas yang tak ditanyakan Ganjar di momen tersebut.

"Jadi Pak Ganjar, saya sudah buat rencana, tetapi yang menentukan termasuk menteri keuangan (Sri Mulyani). Dan masalah yang kita hadapi, tolong, saya memang sudah jadi menteri pertahanan empat tahun, tetapi kita diganggu oleh covid-19 dua tahun di mana terjadi refocusing. Jadi banyak yang kita ajukan tidak disetujui oleh menteri keuangan. Jadi, sebagai seorang menteri, sebagai seorang team player, saya harus loyal. Jadi ya saya tidak banyak bicara di depan umum," jawab Prabowo.

"Dan tentunya, kita pasti mau yang terbaik untuk prajurit kita. Tapi, kita harus loyal kepada yang lebih besar. Covid, ada krisis Ukraina, (harga) pangan naik, BBM naik," tandasnya.

Terlepas dari itu, memang benar ada pengurangan anggaran Kemenhan sebesar Rp8,74 triliun dari Rp131,18 triliun menjadi Rp122,44 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Ini terjadi di masa-masa genting pandemi covid-19.

Kemudian, pada 2021 Kemenhan mendapatkan anggaran Rp136,99 triliun. Namun, Prabowo Cs diminta tetap membantu mengamankan pelaksanaan pengadaan vaksin dan program vaksinasi nasional dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.

[Gambas:Video CNN]

Refocusing dan realokasi belanja akhirnya dilakukan dalam empat tahap di 2021. Ini juga dilakukan demi perlindungan sosial kepada masyarakat serta percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Tahap pertama Rp6,28 triliun, kedua sebesar Rp2,42 triliun, ketiga Rp1 triliun, serta refocusing dan realokasi belanja tahap keempat senilai Rp4,82 triliun.

Terpisah, Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo mengatakan APBN memang perlu ditinjau ulang ketika pandemi covid-19. Prastowo menyebut ini dilakukan demi mengatasi dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi yang timbul.

"Melalui keputusan Sidang Kabinet dan ditindaklanjuti dengan berbagai koordinasi, refocusing anggaran yang dilakukan pada masa pandemi covid berlaku untuk semua kementerian/lembaga (K/L) melalui penyusunan prioritas ulang belanja oleh K/L. Demi menangani dampak pandemi covid-19," tulisnya dalam keterangan resmi, Senin (8/1).

"Refocusing dilakukan K/L dengan memblokir anggaran dari kegiatan yang diusulkan ditunda oleh K/L. Kegiatan dan anggaran yang dilakukan blokir dapat dilakukan relaksasi (buka blokir) sesuai prioritas dan kondisi anggaran," imbuh Prastowo.

Akan tetapi, Prastowo menekankan keputusan serta ketetapan refocusing kegiatan dan anggaran dilakukan masing-masing kementerian/lembaga. Setiap K/L memetakan sendiri mana sekiranya kegiatan yang bisa ditunda di masa pandemi tersebut.

Anak buah Sri Mulyani itu menegaskan setiap menteri dan pimpinan lembaga yang paham kegiatan mana yang dirasa urgen dan prioritas. Menurutnya, para pimpinan K/L juga yang tahu program mana yang bisa ditunda sementara waktu kala itu.

(khr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER