Korea Selatan juga sedang membangun ibu kota baru, yakni Sejong. Kota ini terletak sekitar 112 kilometer dari Seoul.
Rencana pemindahan ibu kota dari Seoul ke Sejong sudah mencuat sejak 2002 dan diproses pada 2005. Pemindahan ibu kota ini ditegaskan dengan pengesahan UU Khusus tentang Pembangunan Kota Administratif.
Berbagai kementerian/lembaga (K/L) sudah pindah secara bertahap ke Sejong sejak 2012. Rencananya, relokasi selesai pada 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Korea Herald, biaya total pembangunan Multifunctional Administrative City Sejong (MAC Sejong) diperkirakan mencapai US$20,6 miliar atau setara Rp320 triliun.
Myanmar memindahkan ibu kota dari Yangon ke Naypyidaw pada 7 November 2005. Ibu kota anyar itu difungsikan sebagai pusat administratif Myanmar yang kini kembali dikuasai junta militer.
Oleh karena itu, Naypyidaw kebanyakan dihuni oleh pegawai negeri sipil (PNS) serta anggota hingga pejabat militer Myanmar.
Naypyidaw tak cuma punya kantor pemerintah, ada juga hotel mewah, apartemen, dan sebuah bandara. Akan tetapi, kota ini awalnya kekurangan toko, restoran, dan fasilitas lain.
Bahkan, kota ini punya suplai listrik yang tak terganggu. Ini adalah hak istimewa dibandingkan wilayah lain di Myanmar.
Mengutip Architectural Guide: Yangon, Pemerintah Myanmar diklaim menghabiskan US$4 miliar hingga US$5 miliar atau setara Rp77 triliun untuk membangun Naypyidaw.
Pada daftar ini, Mesir menjadi negara yang lebih jor-joran memindahkan ibu kota ketimbang Indonesia. Mereka mengucurkan U$58 miliar atau Rp900 triliun untuk membangun ibu kota baru yang berlokasi 45 km di timur Kairo.
Bahkan, ini menjadi megaproyek terbesar di era Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi yang menjabat sejak 2014. Ibu kota anyar Mesir akrab disebut New Administrative Capital (NAC).
Pembangunan ibu kota baru di gurun pasir itu sudah berlangsung sejak 2015. Meski begitu, belum semua proyeknya rampung karena kerap tertunda imbas banyak faktor.
Administrative Capital for Urban Development (ACUD) adalah lembaga yang memimpin pembangunan megaproyek ini. Ketua ACUD Khaled Abbas mengklaim sejumlah karyawan di instansi Pemerintah Mesir sudah pindah ke NAC sejak Juni 2023 lalu.
Pada pembangunan tahap pertama mencakup menara setinggi 70 lantai, disebut yang tertinggi di Afrika. Ada juga gedung opera dengan lima aula, masjid besar, dan katedral terbesar di Timur Tengah.
"Kereta listrik dari Kairo timur mulai beroperasi pada musim semi lalu dan monorel layang akan dimulai pada kuartal kedua tahun ini (2024)," tutur Abbas, dikutip dari Reuters.
"Sebanyak 100 ribu unit rumah telah selesai dibangun dan 1.200 keluarga sudah pindah," imbuhnya.
Abbas menyebut pembangunan tahap pertama NAC menguras 500 miliar pound Mesir atau setara Rp250 triliun.
Nantinya, akan dilakukan pengerjaan tahap kedua yang dimulai akhir tahun ini hingga 2027 mendatang dengan perkiraan dana 250 miliar pound Mesir-300 miliar pound Mesir alias Rp150 triliun. Setelah itu, masih ada lagi rencana pembangunan tahap ketiga dan keempat.