Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menilai pengelolaan pangan sudah baik di zaman Presiden ke-2 RI Soeharto. Karenanya, ia mempertanyakan mengapa pengelolaan tersebut tidak dilanjutkan lagi.
Mulanya, Prabowo menyinggung saat ini banyak anak petani yang sulit mendapatkan sekolah bagus. Selain itu, sekarang juga banyak yang menerapkan pasar bebas atau free market.
"Makanya pengelolaan pangan yang sudah baik di zaman Pak Harto kenapa dibongkar?" kata Prabowo dalam acara Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045, di Jakarta, Jumat (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan tugas Perum Bulog yang benar adalah melakukan operasi pengendalian. Artinya, Bulog bisa mengendalikan harga untuk petani dengan tetap menjaga harga di tingkat konsumen.
Lihat Juga : |
Prabowo menuturkan permasalahan pangan terjadi karena Indonesia menyerah pada Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).
Pasalnya pasca krisis 1998, IMF menjadi kreditur utang Indonesia. Kewenangan Bulog pun dipangkas usai Letter of Intent (Lol) antara IMF dengan pemerintah diteken.
LoI itu disebut sebagai awal kehancuran sistem produksi pangan di Indonesia. Melalui LoI, peranan Bulog sebagai stabilisator harga pangan khususnya beras disunat habis.
Selain itu, pemberian bantuan pembiayaan pangan juga dilarang. Karenanya, Bulog tidak mampu lagi menjaga mekanisme operasi pasar, harga atas, manajemen stok, dan harga dasar.
"Tapi waktu itu kita menyerah kepada IMF. Kita percaya bahwa mereka cinta sama kita, padahal tidak ada. Dalam hubungan antara negara tidak ada rasa cinta, yang penting adalah kepentingan mereka. Kalau kita ambruk tidak ada urusan bagi mereka," tutur Prabowo.
Prabowo juga menuturkan masalah pertanian adalah masalah hidup dan mati suatu bangsa. Sebab, hal itu perlu ditempatkan dalam permasalahan strategis.
Namun, dia melihat di Indonesia penempatan masalah tersebut diperlakukan sebagai masalah niaga.
"Inilah yang saya maksud bahwa kita harus berpihak dari falsafah dulu. Falsafah, baru menghasilkan strategi. Jadi masalah pangan, masalah pertanian, adalah masalah hidup dan matinya suatu bangsa," kata Prabowo.
"Berarti ini masalah strategis, ini tidak boleh diperlakukan sebagai masalah niaga," ungkap Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo mengatakan masalah berkurangnya petani saat ini lantaran anak-anak muda melihat contoh dari orang tuanya yang tidak meraup untung dan kehidupan tak makmur.
"Nilai tukarnya tidak cocok dan bahwa alam neoliberal ini membuat anak petani sulit untuk dapat sekolah bagus karena semua dianggap harus, dianggap free market," kata dia.