Harga minyak ditutup naik pada penutupan perdagangan Kamis (19/1), setelah Badan Energi Internasional (IEA) dan negara produsen minyak OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global yang tinggi.
Selain itu, stok minyak Amerika Serikat (AS) dilaporkan menipis. Kondisi geopolitik di Timur Tengah yang memanas juga memicu kekhawatiran investor.
Minyak mentah berjangka Brent naik US$1,22 atau 1,6 persen menjadi US$79,10 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$1,52 atau 2 persen menjadi $74,08 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan bulanan IEA memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh sebesar 1,24 juta barel per hari (bph) pada 2024, naik 180 ribu bph dari proyeksi sebelumnya.
Lihat Juga : |
Pada Rabu, Organisasi Negara-negara Penghasil Minyak (OPEC) memperkirakan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta bph tahun ini. OPEC juga mengatakan permintaan minyak diperkirakan akan meningkat sebesar 1,85 juta bph pada 2025 atau menjadi 106,21 juta bph.
Badan Informasi Energi AS melaporkan penurunan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan sebesar 2,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Januari.
"Ketakutan akan penumpukan total persediaan dalam jumlah besar belum terwujud, sehingga sedikit mendukung harga," kata analis UBS Giovanni Staunovo kepada Reuters, Jumat (19/1).
Di AS sekitar 40 persen produksi minyak di Dakota Utara tetap ditutup karena cuaca dingin ekstrem dan tantangan operasional.
(pta/pta)