Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.615 per dolar AS pada Jumat (19/1) sore. Mata uang Garuda menguat 8,5 poin atau 0,05 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.628 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,04 persen, baht Thailand menguat 0,08 persen, won Korea Selatan menguat 0,02 persen, dan yuan China menguat 0,03 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dolar Singapura juga menguat 0,19 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,02 persen pada penutupan perdagangan sore ini.
Sementara, mata uang utama negara maju bergerak bervariasi. Tercatat euro Eropa menguat 0,01 persen, poundsterling Inggris melemah 0,21 persen, dan franc Swiss melemah 0,07 persen.
Sedangkan, dolar Australia menguat 0,21 persen, dan dolar Kanada juga menguat 0,06 persen.
Analis Pasar Lukman Leong mengatakan rupiah menguat karena data Penanaman Modal Asing (PMA) China membaik. Namun, isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sentimen negatif bagi pasar.
"Rupiah menguat tipis setelah data dari China FDI yang lebih baik dari perkiraan. Penguatan rupiah terbatas oleh kekhawatiran seputar pengunduran diri Menkeu Mulyani," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.