Atasi Kelangkaan, Pemerintah Perintahkan Bulog Percepat Impor Beras

CNN Indonesia
Selasa, 13 Feb 2024 15:10 WIB
Pemerintah memerintahkan Bulog mempercepat impor dan penyaluran beras demi mengatasi lonjakan harga hingga kelangkaan di toko ritel modern. (AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah memerintahkan Perum Bulog untuk mempercepat impor dan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) demi mengatasi lonjakan harga hingga kelangkaan di toko ritel modern.

Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan Presiden Joko Widodo sudah memimpin rapat bersama stakeholders terkait untuk mengatasi sengkarut masalah beras ini.

Sesuai arahan Jokowi, kementerian pimpinan Airlangga Hartarto ini menegaskan akan terus memonitor perkembangan harga beras di pasar dan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait.

"Untuk mengatasi kenaikan harga beras ini diperintahkan kepada Bulog, yang diperintahkan untuk mempercepat penyaluran beras SPHP. Untuk mengoptimalkan itu, mempercepat distribusinya ke pasar," ucap Haryo dalam keterangannya, Selasa (13/2).

"Terus juga mempercepat impornya. Jadi, yang mendapatkan penugasan Bulog, diperintahkan kepada Bulog mempercepat proses impor dan penyaluran," sambungnya.

Haryo mengatakan kenaikan harga beras hingga kelangkaan di pasar disebabkan karena mundurnya musim tanam. Di lain sisi, pengadaan beras impor juga masih berproses.

Ada juga tingginya harga pupuk dunia imbas pasokan bahan baku yang terdampak perang Rusia-Ukraina. Selain itu, Haryo menyinggung soal rantai pasok global akibat konflik di Terusan Suez yang mengganggu pasokan pangan dunia dan Asia.

Sementara itu, Bos Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan pihaknya akan terus mengelola importasi beras dengan baik. Terlebih, Presiden Jokowi sudah memberi lampu hijau soal izin impor 2 juta ton beras sepanjang 2024.

"Kami akan kelola sedemikian sehingga pasokan stok tersedia, terutama hadapi Ramadan dan lebaran. Juga musim belum panen, sekaligus paceklik Juni, Juli, dan Oktober (2024)," katanya saat mengecek stok beras SPHP di Ramayana Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2).

"Insyaallah stok Bulog tersebut terjaga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Izin (impor) 2 juta ton sepanjang tahun, kita kelola. Karena sekarang juga cukup, untuk apa tambahkan (impor) sekarang, toh masih cukup untuk sampai Ramadan dan lebaran, cukup," tegas Bayu.

Akan tetapi, Bayu menemukan keanehan soal kelangkaan beras di toko ritel modern. Padahal, Bulog sudah menyuplai beras ke ritel modern pada Januari 2024-Februari 2024 160 persen lebih banyak dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Ia menegaskan penyaluran beras SPHP sampai ke ritel modern demi memudahkan masyarakat atau rumah tangga yang membutuhkan.

"Banyak sekali informasi yang datang ke kami, kita taruh 1 ton, itu kan 1.000 kg. Kalau 5 kg (satu pack) berarti ada 200 sak, masa hanya dalam setengah jam habis terjual?" ungkap Bayu.

Bayu menduga ludesnya pasokan beras itu bukan dibeli oleh konsumen rumah tangga. Ia menyebut Bulog akan berat dalam menjalankan tugasnya jika misteri itu tak segera diungkap.

"Jadi, kalau Bulog terus begini kan berat, kalau terus menerus yang dihadapi bukan rumah tangga sebenarnya. Jadi, orang yang beli satu sak, 5 kg, itu (seharusnya) bisa sampai dua minggu," tandasnya.



(skt/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK