Perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) Cisco berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 5 persen atau sekitar 4 ribuan karyawan secara global.
Berdasarkan CNN yang dikutip pada Kamis (15/2), Cisco mengumumkan rencana PHK secara global pada Rabu (14/2). Di mana, dalam laporan tahunan terbaru perusahaan, jumlah karyawan yang tercatat saat ini sekitar 85 ribu orang.
Artinya, jika dilakukan PHK sebesar 5 persen, maka lebih dari 4 ribu karyawan yang akan terdampak akibat keputusan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan mengungkapkan keputusan ini sejalan dengan rencana korporasi untuk mengalihkan fokusnya ke bidang prioritas utama, seperti kecerdasan buatan (AI).
"Kami terus menyelaraskan investasi kami dengan peluang pertumbuhan di masa depan," kata CEO Cisco Chuck Robbins dalam rilis pendapatan kuartal kedua perusahaan.
"Inovasi kami berada di pusat ekosistem yang semakin terhubung dan akan memainkan peran penting ketika pelanggan kami mengadopsi AI dan mengamankan organisasi mereka," imbuhnya.
Cisco mengindikasikan bahwa PHK akan dimulai tahun ini dan berlanjut hingga tahun depan. Namun, perusahaan memastikan akan memberikan pesangon dan tunjangan kepada seluruh karyawan terdampak, di mana anggaran yang disiapkan hampir US$800 juta atau Rp12,48 triliun (asumsi kurs Rp15.600 per dolar AS).
Selain keputusan PHK, dalam pemaparan keuangan ini, Cisco mencatat pendapatan turun 6 persen sepanjang 2023 dan laba per saham juga turun 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Cisco menjadi perusahaan teknologi yang kesekian mengumumkan pengurangan tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, Google, Amazon, PayPal dan Duolingo juga telah mengumumkan rencana PHK.