BSI Permudah Akses UKM atas Pembiayaan Syariah Lewat Bisnis SME
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan akan terus mengoptimalkan pengembangan potensi bisnis usaha kecil menengah (UKM) di berbagai wilayah industri.
Adapun langkah optimalisasi tersebut mencakup peningkatan pembiayaan, pemeliharaan kualitas dan kapasitas tenaga pemasar BSI, penerapan pendekatan selektif dalam penetapan pasar, hingga percepatan proses bisnis melalui digitalisasi, membuat keputusan penerimaan bisnis bisa diambil secara cepat dan efisien.
Direktur Retail Banking BSI, Ngatari mengatakan bahwa saat ini perseroan memiliki 1.000 jaringan outlet yang dapat diakses calon nasabah UKM untuk mendapatkan pembiayaan syariah. Selain itu, BSI juga memiliki program pengembangan talenta UKM bernama Talenta Wirausaha BSI dan BSI Aceh Muslimpreneur.
"Saat ini, kami juga telah mendirikan pusat inkubasi UMKM melalui BSI UMKM Center yang berlokasi di tiga kota yaitu Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya. Selanjutnya, BSI berencana untuk membangun UMKM Center di wilayah-wilayah strategis dengan jumlah UMKM yang memiliki potensi besar untuk akses yang lebih mudah di masa mendatang," kata Ngatari.
BSI UMKM Center adalah program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan, pembinaan, dan pendampingan yang juga menjadi tempat konsultasi terkait bisnis UMKM.
Ngatari menambahkan, BSI siap menjadi fasilitator guna membantu UMKM binaan mendapatkan sertifikasi halal. Hingga 31 Desember 2023, jumlah UMKM binaan BSI UMKM Center berjumlah lebih dari 3 ribu nasabah dengan outstanding pembiayaan hingga Rp36,8 miliar.
Pada tahun lalu, pembiayaan UKM di BSI tercatat bertumbuh baik. Hingga Desember 2023, pembiayaan UKM perseroan mencapai Rp19,35 triliun atau 8 persen dari total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp240,32 triliun.
Menurut Ngatari, pembiayaan UKM BSI itu berfokus pada berbagai bisnis yang resilience, kuat dan sustainable dengan segmen di pembiayaan modal kerja, investasi perorangan, dan badan usaha yang ditetapkan memiliki limit pembiayaan mulai Rp200 juta sampai Rp250 miliar.
Selain pertumbuhan outstanding pembiayaan, kualitas pembiayaan UKM turut membaik. Ngatari menjelaskan, peningkatan outstanding dan perbaikan pada kualitas pembiayaan membuat segmen UKM menghasilkan profit yang baik, memperlihatkan bahwa segmen tersebut menguntungkan.
"Digital, sustainable, dan bankable menjadi beberapa kunci bagi UMKM untuk dapat dengan cepat mengakses layanan perbankan. Oleh karena itu, kami terus mendorong peningkatan kapasitas UMKM agar dapat beradaptasi dengan era digital, baik dari segi kapasitas keuangan maupun akses digital," ujar Ngatari.
Pada saat bersamaan, BSI juga meluncurkan portal UMKM dan Salam Digital, platform yang dirancang mendukung peningkatan kualitas produk UMKM Indonesia sehingga memiliki daya saing tinggi di pasar global.
Ngatari menegaskan, BSI berkomitmen mendorong inklusi UKM melalui ekosistem halal di berbagai sektor potensial seperti kesehatan, manufaktur, haji dan umroh, perkebunan, kehutanan, dan ekosistem Islam lain dengan semangat Go Digital, Go Halal, Go UMKM.
"Inisiatif ini tidak hanya mencerminkan semangat kami dalam mengembangkan industri UKM di Indonesia, tetapi juga menunjukkan keseriusan kami dalam menghadirkan solusi modern dan sesuai prinsip syariah bagi pelaku UKM. Seperti yang kita semua pahami, UKM memegang peran sentral dalam dinamika ekonomi bangsa, dan itulah sebabnya BSI menempatkan fokus khusus pada sektor ini untuk memperluas pangsa pasar perbankan syariah," papar Ngatari.
(rea/rir)