Harga Daging Ayam di Sumut Naik Tajam hingga Capai Rp44 ribu per Kg

CNN Indonesia
Senin, 26 Feb 2024 05:20 WIB
Harga daging ayam di Sumatra Utara (Sumut) terus melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir hingga mencapai Rp44 ribu per kg.
Harga daging ayam di Sumatra Utara (Sumut) terus melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir hingga mencapai Rp44 ribu per kg. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga daging ayam di Sumatra Utara (Sumut) terus melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan harga daging ayam saat ini dipengaruhi oleh harga pakan yang bertahan mahal sebesar Rp7.000 per kilogram.

Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut Gunawan Benjamin mengatakan di Kota Medan harga daging ayam terus bergerak naik hingga dijual Rp38.000 per kg. Di kota lainnya, seperti Sibolga, harga daging ayam saat ini bahkan menyentuh Rp44.000 per kg.

"Kenaikan harga daging ayam yang banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan tentunya menyisakan pertanyaan apakah harga daging ayam akan kembali naik harganya. Mengingat harga jagung sejauh ini masih bertahan mahal di kisaran Rp7.000 per kilogram," kata Gunawan, Minggu (25/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunawan menyebutkan kenaikan harga daging ayam seperti sekarang telah menekan omzet penjualan pedagang yang pada akhirnya akan menekan sisi produksinya.

"Jadi sudah bisa dipastikan bahwa peternak akan melakukan penyesuaian dari sisi produksi. Untuk mengurangi biaya operasional yang diakibatkan oleh kenaikan biaya pemeliharaan, serta menghindarkan peternak dari produksi yang melimpah yang justru bisa memicu kerugian," ujar dia.

"Saya yakin, pelaku pasar ayam tengah mencari titik keseimbangan antara harga dan produksi," sambungnya.




Menurut Gunawan, sejak kenaikan harga daging ayam, pedagang mengalami penurunan omzet sekitar 30 persen. Konsumen beralih dari membeli ayam menjadi membeli ikan segar karena harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan harga daging ayam. Sehingga, produksi juga akan disesuaikan di level tertentu untuk menghindari kerugian.

"Dari hasil observasi, penjualan daging ayam pada awal perayaan tahun baru (31 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024) sejauh ini masih menjadi titik puncak penjualan tertinggi yang belum mampu diimbangi di penjualan selanjutnya," urainya.

"Bahkan, Pemilu pada 14 Februari kemarin juga belum mampu menjadi pendorong peningkatan penjualan daging ayam," jelasnya melanjutkan.

Gunawan menambahkan jika tanpa ada penurunan harga pakan ternak (jagung), maka harga daging ayam diproyeksikan akan bertahan di level saat ini hingga menjelang Ramadan nantinya.

"Demand atau permintaan menjelang Ramadan memang bisa mendorong kenaikan harga daging ayam meskipun sesaat. Namun, saya masih pesimis konsumsinya akan mampu melampaui konsumsi saat perayaan tahun baru," paparnya.

(fnr/pra)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER