Blak-blakan Pengusaha Susu soal Kesiapan Makan Gratis Prabowo
Pengusaha industri susu blak-blakan soal kesiapan menyokong kebutuhan komoditas dalam program makan siang dan susu gratis Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk 82,9 juta anak.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko mengatakan program makan siang dan susu gratis mengacu pada komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna.
Dibutuhkan 6,7 juta ton beras per tahun, 1,2 juta ton daging ayam per tahun, 500 ribu ton daging sapi per tahun, 1 juta ton daging ikan per tahun, berbagai kebutuhan sayur mayur dan buah‐buahan, hingga 4 juta kiloliter susu sapi segar per tahun.
Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana mewanti-wanti Indonesia bakal terjerat impor untuk memenuhi kebutuhan program tersebut.
Lihat Juga : |
"Saat ini, impor daging sapi atau kerbau per tahun sudah di atas 250 ribu ton. Jadi, dipastikan program makan gratis akan meningkatkan impor daging," ujar Teguh kepada CNNIndonesia.com, Rabu (21/2).
"Untuk susu juga demikian. Penerima manfaat mungkin sebagian adalah bukan konsumen susu karena kondisi ekonomi. Jadi, realisasi program minum susu gratis akan meningkatkan konsumsi susu secara nasional. Saat ini 80 persen kebutuhan susu harus diimpor," sambungnya.
Ia menegaskan janji Prabowo ini akan meningkatkan konsumsi bahan-bahan pokok yang dibutuhkan. Oleh karena itu, Teguh menyebut perlu ada upaya radikal dari pemerintah jika mau kebutuhan tersebut terpenuhi dari dalam negeri.
"Untuk menggenjot produksi daging dan telur ayam relatif lebih mudah, tapi menggenjot produksi susu dan daging sapi lebih berat. Dua puluh tahun program swasembada daging sapi gagal," wanti-wanti Teguh.
"Untuk peningkatan produksi susu, selain perbaikan sapi, populasi sapi perah kita (saat ini) sangat rendah. Perlu impor sapi perah dalam jumlah besar untuk meningkatkan produksi susu segar. Produksi susu segar yang ada saat ini masih rendah dan kurang untuk memenuhi industri pengolahan susu," tandasnya.
Terlepas dari itu, real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan sampling 77,06 persen menunjukkan keunggulan pasangan Prabowo-Gibran. Mereka mengantongi 74.540.324 suara atau 58,84 persen.
Diikuti oleh paslon nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang mendapatkan 30.939.973 suara alias 24,43 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD harus puas menjadi yang paling buncit dengan 21.192.216 suara atau 16,73 persen.
(del/pta)