Chandra Asri Bangun Pabrik Raksasa Baru, Siap Gelontorkan Rp15,7 T

CNN Indonesia
Jumat, 01 Mar 2024 10:25 WIB
PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP) menyiapkan investasi senilai US$1 miliar untuk membangun pabrik soda kaustik berskala global.
Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular PT Chandra Asri Pacific Tbk Edi Riva'i mengungkapkan perusahaan tengah menyiapkan investasi senilai US$1 miliar untuk membangun pabrik soda kaustik berskala global.. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta).
Bandung, CNN Indonesia --

PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP) menyiapkan investasi US$1 miliar atau sekitar Rp15,7 triliun (asumsi kurs Rp15.700 per dolar AS) untuk membangun pabrik chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC) berskala global. Pabrik tersebut akan menghasilkan soda kaustik untuk beragam industri turunan, termasuk mendukung program hilirisasi nikel pemerintah.

Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group Edi Riva'i mengungkapkan proyek ini di bawah anak usaha perusahaan, PT Chandra Asri Alkali (CAA). Rencananya, pembangunan dimulai pada paruh kedua tahun ini dan diperkirakan selesai pada 2027. Saat ini, perusahaan sedang menyelesaikan tahap keputusan investasi akhir (FID).

"Untuk plant (pabrik soda kaustik) sendiri investasinya US$850 juta dan infrastruktur lainnya US$150 juta sehingga total investasinya US$1 miliar," ujar Edi dalam Workshop Media Chandra Asri Group di Bandung, Kamis (29/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soda kaustik diperlukan untuk berbagai industri mulai dari kertas, sabun, deterjen, alumina, hingga pemurnian nikel yang menjadi bagian dari rantai produksi baterai kendaraan listrik.

Nantinya, pabrik akan memproduksi soda kaustik sebanyak 400 ribu ton per tahun guna memenuhi kebutuhan domestik dan luar negeri. Maklum, neraca kebutuhan dan pasokan bahan tersebut saat ini masih defisit.

Tahun lalu, defisit soda kaustik di seluruh Asia Tenggara mencapai 387 ribu ton dan diperkirakan meningkat hingga 462 ribu ton pada 2026.

Salah satu calon penyerap produk soda kaustik itu adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan.

Selain itu, pabrik tersebut juga akan menghasilkan Etilena Dikolrida (EDC) sekitar 500 ribu ton per tahun yang akan sepenuhnya diekspor. Penyerap produk EDC salah satunya pabrik VCM-PVC.

Produksi EDC di Asia Tenggara sekarang masih di bawah permintaan regional. Berdasarkan data perusahaan, impor EDC tahun di Asia Tenggara tahun lalu mencapai 506 ribu ton per tahun dan diprediksi melonjak hingga 550 ribu ton pada 2030.

Khusus tahun ini, perusahaan menyiapkan belanja modal sekitar US$300 juta untuk proyek tersebut dari total alokasi US$400 juta.

"Belanja modal tahun ini kurang lebih US$400 juta. US$300 juta untuk pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride. Sisa US$100 juta lagi untuk maintanance dan lainnya," ujar Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat CAP Suryandi di tempat yang sama.

Diversifikasi Bisnis ke Infrastruktur

Perusahaan juga tengah melakukan diversifikasi bisnis untuk mendukung kinerja operasional dan keuangan perusahaan. Hal itu diawali dengan mengakuisisi PT Krakatau Chandra Energi dan PT Krakatau Tirta Industri melalui anak usahanya PT Chandra Daya Investasi (CDI) pada tahun lalu.

Lingkup usaha CDI mencakup sektor listrik, air, tangki, dan dermaga. Dalam menjalankan bisnis tersebut perusahaan akan menggunakan aset infrastruktur yang sudah dimiliki untuk melayani permintaan umum atau pihak ketiga.

"Ada listrik, ada air, ada jetty, semua mendukung industri kami yang sudah ada," ujar Suryadi.

Untuk listrik, perusahaan akan fokus pada pembangkit listrik, distribusi listrik, dan pengembangan energi terbarukan dengan memanfaatkan teknologi solar power.

Di sektor air, perusahaan bakal fokus pada pengolahan air bersih dan khusus yang telah beroperasi lebih dari 40 tahun sehingga akan menjadi fasilitas terintegrasi dari unit hulu ke hilir di Indonesia.

Selanjutnya, lini tangki dan dermaga akan melayani kebutuhan pengangkutan dan penyimpanan produk kimia hingga minyak bumi olahan. Saat ini, perusahaan memiliki 2 dermaga masing-masing 200 meter LOA untuk kapal 35 ribu DWT dan 72 tangki dengan total kapasitas 130 juta liter.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER